DPD Usul Tim Medis yang Wafat karena Corona Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
ADVERTISEMENT
Sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret lalu oleh Presiden Jokowi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, penyebaran virus corona di Indonesia terus meluas. Hingga Kamis (9/4) tercatat 3.293 orang positif di mana 280 orang meninggal.
ADVERTISEMENT
Dari 280 orang yang meninggal itu, beberapa di antaranya merupakan tim medis yang terdiri dari dokter hingga perawat yang menangani pasien virus corona. Terkait hal itu, Wakil Ketua III DPD RI Sultan Najamudin mengusulkan tim medis yang meninggal atau wafat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.
"Jika kita semua sepakat ini adalah situasi perang dan corona adalah musuh bersama, berarti semua juga sepakat para tenaga medis, perawat dan dokter adalah para pejuang dan pahlawan. Jika dianggap sebagai perang, alangkah baiknya kita menempatkan para medis yang gugur dalam menjalankan tugas mulia ini kita hormati sebagai pahlawan kesehatan dan kita makamkan di makam pahlawan," kata Najamudin dalam keterangan tertulisnya.
Najamudin mengatakan, jika tim medis yang gugur tidak bisa dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, setidaknya pemerintah menyediakan tempat pemakaman khusus untuk mereka. Hal itu untuk mengingat dan mengenang jasa mereka dalam menghadapi virus corona.
ADVERTISEMENT
"Atau setidaknya di tempat pemakaman khusus untuk pahlawan kesehatan. Pemakaman khusus ini kita jadikan monumen/memorial untuk meningkatkan betapa gigihnya para pahlawan kesehatan kita. Betapa keselamatan masyarakat lebih mereka utamakan dibandingkan dengan keselamatan dirinya," ucap dia.
"Tempat khusus ini juga untuk menghilangkan stigma di masyarakat tentang jasad orang-orang yang meninggal karena wabah corona. Sehingga tidak ada lagi kelompok masyarakat yang menolak daerahnya dijadikan kuburan mereka yang meninggal karena wabah corona," lanjutnya.
Najamudin mengatakan, adanya monumen/memorial ini kelak untuk mengingatkan masyarakat dalam menyikapi ancaman suatu wabah. Sebagai bangsa yang besar dan kuat, diperlukan kerja sama untuk mengatasi pandemi virus corona.
Selain itu, Najamudin mengatakan DPD sudah mengambil inisiatif dan langkah cepat dalam rangka menekan penyebaran virus corona. Sebelum Jakarta menetapkan status darurat bencana, DPD mengadakan rapat pimpinan dan mengambil keputusan agar anggota DPD yang masih reses di daerah pemilihannya untuk tetap tinggal di daerah pemilihan masing-masing.
ADVERTISEMENT
"Pimpinan lembaga memberikan tugas khusus kepada semua senator untuk fokus membantu penanganan wabah corona bersama-sama dengan stakeholder dan masyarakat di daerah masing-masing. Seperti melakukan edukasi ke masyarakat terkait dengan saran pemerintah mengenai social distancing, work from home, pembagian masker dan hand sanitizer serta Alat Perlindungan Diri lainnya kepada para petugas medis serta masyarakat sembari melakukan fungsi pengawasan sebagai anggota DPD RI," ucap dia.
DPD juga telah mengambil keputusan untuk menghentikan/meniadakan kegiatan ke luar negeri ke sejumlah negara. Bahkan, beberapa anggota yang seharusnya berangkat pada Januari, dilarang untuk berangkat.
"Beberapa anggota DPD RI juga sudah meminta agar Pilkada 2020 ditunda terlebih dahulu. Ini dilakukan sebelum kemudian DPR bersama pemerintah dan KPU membahas dan menyatakan akhirnya Pilkada 2020 ditunda," tutur dia.
Najamudin mengatakan, semua itu dilakukan dalam rangka menekan penyebaran wabah corona. Terlepas dari jabatan, statusnya, di mana pun keberadaannya, semua sedang perang melawan COVID-19. Maka dari itu, imbauan yang sudah seperti physical distancing, rajin cuci tangan menggunakan sabun, jaga jarak aman, tetap tinggal di rumah, hingga work from home harus tetap dijalankan.
ADVERTISEMENT
"Kesadaran semua pihak semakin meningkat, persatuan dan kesatuan semakin terasa. Sikap gotong royong ditengah masyarakat semakin tumbuh. Semua bahu membahu untuk menghentikan penyebaran virus corona," beber dia.
Najamudin yakin, jika seluruh masyarakat bersatu saling membantu, pandemi virus corona akan segera berakhir. Tidak lupa ia mengajak masyarakat untuk memohon doa kepada Yang Maha Kuasa.
"Sebagai hamba yang tentunya banyak dosa dan khilaf, moment stay at home, dapat kita gunakan untuk banyak-banyak melakukan kontemplasi diri dan banyak merenung bahwa pada akhirnya tidak ada satu kekuatan pun yang bisa menghalangi kekuatan dan kehendak Sang Pencipta. Dia yang menciptakan segalanya, alam semesta termasuk apa yang terkandung di dalamnya," tutupnya.