DPM UI soal Kenaikan UKT 2024 Batal: Kita Kawal Kebenarannya

28 Mei 2024 13:05 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Universitas Indonesia. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Universitas Indonesia. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kenaikan UKT tahun 2024 dibatalkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, usai pertemuan tertutup dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (27/5).
ADVERTISEMENT
Hal ini mendapat respons dari berbagai kalangan, khususnya mahasiswa terdampak kenaikan UKT.
Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Indonesia, Brevka Noufalio menyatakan, pembatalan kenaikan UKT menjadi jawaban yang dinanti-nanti mahasiswa, usai lama menuntut agar UKT diturunkan.
"Kami para mahasiswa meminta agar pemerintah dan pihak-pihak yang terkait untuk terus memperbaiki kondisi pendidikan Indonesia. Bukan malah semakin menjadikannya pelik," ujar Brevka kepada kumparan, Selasa (28/5).
Menurut Brevka, pendidikan merupakan kewajiban dari negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka hal ini membuat biaya pendidikan sudah semestinya murah atau bahkan digratiskan.
Ilustrasi Student Loan Foto: Getty Images
"Terlebih, sekarang muncul beberapa wacana yang membuat khawatir para mahasiswa. Salah satunya adalah isu student loan di mana mereka didorong untuk mengambil utang demi memenuhi ongkos pendidikan yang semakin melambung tinggi," ucap Brevka.
ADVERTISEMENT
"Jangan sampai mereka harus berutang untuk kuliah hingga bahkan beberapa bibit unggul akan terpaksa batal berkuliah," tambahnya.
Student loan sendiri masih digodok Kemendikbud untuk dapat diterapkan di pendidikan tinggi. Menurut Brevka, program ini akan memberatkan keadaan ekonomi dari mahasiswa.
"Artinya orang yang berutang untuk kuliah, pasti adalah harapan besar keluarga. Bayangkan jika telah lulus dan kebetulan bersyukur langsung bekerja, ia harus membiayai kebutuhan hidupnya, keluarganya, mungkin pendidikan adik adiknya, dan ditambah lagi lilitan utang yang entah kapan lunasnya," tuturnya.
Lebih lanjut, Brevka menyatakan informasi mengenai dibatalkannya kenaikan UKT harus terus dikawal kebenarannya. Sebab perlu pengawasan apakah penerapannya benar atau hanya sekadar menenangkan mahasiswa saja.
"Akan ada efek berlapis dari mahalnya biaya pendidikan, maka dari itu, perjuangan mahasiswa belum selesai. berita ini harus kita kawal kebenarannya, apakah dalam penerapannya benar di lakukan atau tidak," pungkasnya.
ADVERTISEMENT