DPRD DKI Minta Anies Alokasikan Anggaran Formula E untuk Bantu Pekerja Harian

23 Maret 2020 11:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah petugas memindah 40 Ribu APD yang tiba di Balikota DKI Jakarta, Senin (23/3). Foto: Instagram / @aniesbaswedan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah petugas memindah 40 Ribu APD yang tiba di Balikota DKI Jakarta, Senin (23/3). Foto: Instagram / @aniesbaswedan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk segera menganggarkan biaya alokasi belanja tidak terduga (BTT).
ADVERTISEMENT
Taufik menyebut biaya tersebut bisa diberikan Anies sebagai bentuk kompensasi bagi warga Jakarta yang terdampak virus corona dan warga terdampak yang berpenghasilan harian.
"Saya mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan segera mengalokasikan anggaran belanja tidak terduga (BTT) dan anggaran program kegiatan yang dipandang tidak prioritas seperti Formula E dan PMD (Penyertaan Modal Daerah) untuk warga terdampak virus corona atau COVID-19. Khususnya, untuk warga tidak mampu, yang bisanya bekerja harian atau berpenghasilan tidak menentu," kata Taufik kepada kumparan, Senin (23/3).
Wakil Ketua DPRD Fraksi Gerindra, M. Taufik, di DPRD DKI Jakarta, Senin (17/2). Foto: Efira Tamara/kumparan
Taufik menjelaskan, tujuan kompensasi tersebut agar warga yang berpenghasilan tidak menentu atau pekerja harian tak perlu khawatir dengan penghasilan mereka karena dibantu Pemprov DKI. Selain itu, juga agar dapat mematuhi imbauan pemerintah untuk tetap tinggal di rumah, sehingga menghindari penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
"Sekali lagi saya tegaskan, mereka perlu mendapatkan bantuan dana. Jadi sudah saatnya Gubernur segera mencairkan anggaran BTT tersebut," jelasnya.
"Sebab, saya berpendapat bahwa imbauan agar warga ibu kota tidak ke luar rumah untuk menghentikan penyebaran penularan virus COVID-19 tidak akan efektif, jika tidak dibarengi dengan pemberian bantuan kepada warga miskin pekerja harian," imbuhnya.
Sejumlah pengguna angkutan kereta rel listrik (KRL) mengenakan masker di dalam gerbong KRL di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Ia melihat banyak pekerja di Jakarta yang mengkhawatirkan tidak bisa memberikan nafkah ke keluarganya karena terkena imbas kebijakan work from home (WFH) maupun social distancing.
Maka, cara satu-satunya agar imbauan itu efektif yaitu dengan memberikan mereka bantuan. Sehingga, para pekerja harian ini tetap memberi makan keluarganya selama mereka tinggal di rumah.
"Di sisi lain saya juga mengingatkan agar pemberian bantuan dari dana tersebut dilakukan secara benar, melalui pengawasan yang ketat. Tujuannya agar penyaluran dana tepat sasaran, kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Penyalurannya harus benar-benar diawasi dengan teliti, jangan sampai salah sasaran," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pemberian dana kompensasi ini dapat dilakukan hingga penyebaran virus corona sudah benar-benar dapat dikendalikan.
"Dan kepada Mendagri agar mengeluarkan aturan penerimaan bantuan dari masyarakat maupun CSR kepada Gugus Tugas atau BPBD agar dapat langsung digunakan untuk memberikan bantuan biaya hidup pada masyarakat yang terkena corona," tutup Taufik.