dr Koko: Orang Divaksin Boleh Nonton Bola di Stadion Kalau Corona Terkontrol

31 Agustus 2021 15:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Andi Khomeini atau biasa disapa dr. Koko. Foto: @dr_koko28
zoom-in-whitePerbesar
Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Andi Khomeini atau biasa disapa dr. Koko. Foto: @dr_koko28
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah berencana untuk mengatur strategi dalam berkegiatan bagi masyarakat di masa depan untuk hidup bersama corona. Nantinya, masyarakat akan diperkenankan untuk kembali beraktivitas seperti dulu, hanya saja dengan protokol kesehatan ketat.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat menyampaikan protokol kesehatan tersebut akan diimplementasikan misalnya dalam kegiatan makan di restoran hingga menonton pertandingan sepak bola di stadion. Masyarakat yang telah divaksin akan punya keistimewaan sendiri, salah satunya diperkenankan untuk duduk berdekatan di restoran atau stadion.
Saat ini masyarakat dilarang ke stadion meski kompetisi sepakbola Liga 1 sudah dimulai. Semua wajib nonton di rumah saja.
"Itu kan nanti ya. Nantinya disebut makan berempat boleh, memang semua bisa begitu, boleh nonton bola di stadion, iya boleh, cuma kita harus liat nanti angka kasusnya beneran terkontrol," kata Chairman Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, dr. Andi Khomeini Takdir ini kepada kumparan, Selasa (31/8).
Menurut ahli penyakit dalam yang akrab disapa dr Koko itu, penerapan protokol kesehatan ini bisa jadi sebuah bentuk pendekatan secara halus bagi masyarakat yang misalnya tidak mau divaksinasi. Dengan adanya keistimewaan seperti boleh makan di restoran dan juga menonton pertandingan, maka ini bisa membuat masyarakat terdorong untuk mendapatkan vaksin sesegera mungkin. Namun ia mengingatkan harus tetap pada substansinya.
ADVERTISEMENT
"Kalau soal boleh makan berempat dan lain-lain, bolehlah itu diangkat sebagai upaya untuk soft approach supaya orang-orang mau divaksin, tapi enggak boleh cuma itu yang dibahas, harus ke substansinya," tambah dr. Koko.
Untuk bisa mencapai hidup bersama corona, maka tentu dibutuhkan pendekatan yang juga sifatnya menyasar langsung pada masyarakat secara personal maupun kebijakan nasional yang benar-benar memperhatikan keselamatan masyarakat. Dengan begitu, maka menurut dr. Koko, ada banyak yang mesti ditinjau sebelum membuka aktivitas masyarakat seperti yang dijelaskan.
"Jadi ada pendekatan yang sifatnya personal, analisisnya individual, ada yang pendekatannya sifatnya lebih global atau kebijakan nasional ya aspek yang ditinjau juga banyak," tutupnya.