dr Reisa: 10% Populasi Lansia Akan Divaksinasi COVID-19, Dapat Kurangi Kematian

9 Februari 2021 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro berpose di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Jumat (12/6).  Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro berpose di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Jumat (12/6). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
BPOM telah memberikan persetujuan vaksinasi COVID-19 bagi kelompok lansia di atas 60 tahun. Untuk tahap pertama, pemerintah telah melakukan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan (nakes) lansia sejak Senin (8/2) kemarin.
ADVERTISEMENT
Juru bicara pemerintah, dr Reisa Broto Asmoro, mengungkapkan setelah nakes selesai, maka vaksinasi untuk masyarakat umum lansia lainnya akan dimulai.
"Pemerintah juga akan melakukan vaksinasi kepada lansia non-nakes, diperkirakan 10 persen populasi Indonesia adalah kelompok lansia," kata Reisa dalam konferensi persnya, dilihat pada YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (9/2).
Reisa menuturkan, dengan diberikannya vaksinasi corona kepada kelompok lansia, maka diharapkan dapat mengurangi angka kematian dan meringankan beban rumah sakit.
"Pemberian vaksinasi ke lansia dapat menekan angka kematian dan mengurangi beban rumah sakit. Dengan begitu angka rawat inap dan BOR dapat turun. Kasus aktif dapat turun dan kesembuhan naik," tutur dia.
dr. Reisa Broto Asmoro. Foto: Gugus Tugas
Selain itu, ia mengingatkan nakes lansia saat ini menjadi prioritas karena mereka memiliki risiko ganda dalam menjalankan tugasnya, yakni rentan terinfeksi COVID-19 dan komplikasi jika terpapar corona.
ADVERTISEMENT
"Diperkirakan ada lebih dari 11 ribu orang tenaga kesehatan berusia di atas 60 tahun yang akan segera divaksinasi di seluruh indonesia," jelas Reisa.
Ia kembali menjelaskan, vaksinasi bagi lansia sama-sama diberikan dalam dua dosis, dengan rentang waktu 28 hari.
Dosis pertama berfungsi mengenalkan inactivated virus ke tubuh, sehingga vaksin bisa bekerja dengan tubuh untuk membentuk antibodi baru. Sedangkan dosis kedua berperan sebagai booster atau meningkatkan kekuatan vaksin, sehingga antibodi yang telah terbentuk akan semakin kuat dan optimal.