dr Reisa: Kasus Aktif Corona RI 175 Ribu, Setara 2 Kali Kapasitas Stadion GBK

2 Februari 2021 10:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr. Reisa Broto Asmoro menjawab pertanyaan saat wawancara di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Jumat (12/6). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
dr. Reisa Broto Asmoro menjawab pertanyaan saat wawancara di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Jumat (12/6). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Kasus aktif corona di Indonesia mencapai lebih dari 175 ribu orang per Senin (1/2). Jumlah kasus aktif COVID-19 ini menjadi yang tertinggi di Asia, bahkan mengalahkan India yang sebelumnya menempati posisi terbanyak.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Satgas COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro, menuturkan jumlah kasus aktif corona di RI ini bisa mencapai dua kali lipat dari kapasitas Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
"Saat ini, kasus aktif kita mencapai lebih dari 175 ribu kasus. Jumlah yang banyak sekali untuk dirawat. Apabila dapat diibaratkan, jumlah ini dua kali lebih besar dari kapasitas penonton Stadion Gelora Bung Karno," jelas Reisa di YouTube Setpres, dikutip Selasa (2/2).
Untuk diketahui, saat ini kapasitas Stadion GBK berjumlah 77.193 orang, atau berkurang sekitar 11 ribu dari kapasitas sebelum direnovasi pada 2016 lalu.
Dr Reisa Broto Asmoro. Foto: Dok. Gugus Tugas COVID-19
Dengan masih banyaknya kasus aktif corona ini, Reisa mengingatkan justru terus menambah beban rumah sakit untuk menangani pasien COVID-19. Apalagi, saat ini banyak tempat tidur ICU maupun isolasi di daerah yang keterpakaiannya masih di atas 60 persen.
ADVERTISEMENT
"Jumlah kasus aktif yang banyak ini menambah beban rumah sakit. Rasio pemanfaatan tempat tidur, ruang gawat darurat, ICU, dan isolasi mencapai lebih dari 60 persen," jelas Reisa.
Selain menambah beban nakes, namun juga kerugian moral dan material pasien corona juga tak terhitung.
"Kehilangan hari produktif dan membuat keluarga besar dan teman terdekat jadi khawatir. Dan ingat, satu orang positif paling tidak 30 orang yang pernah kontak dengan pasien tersebut harus ditelusuri dan diperiksa," tuturnya.
Maka dari itu, ia meminta peran serta masyarakat dalam mendukung upaya pemerintah dalam 3T, yakni testing, tracing dan treatment. Sehingga, penanganan terhadap pasien corona dapat lebih cepat dilakukan.
"Cegah Bapak Ibu, kita harus cegah agar kita tidak tertular dan menjadi pasien baru COVID-19," tutup Reisa.
ADVERTISEMENT