dr Reisa soal Warga Ragu Vaksin Corona Tak Halal: Pangeran MbS Sudah Disuntik

4 Januari 2021 17:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr. Reisa Broto Asmoro menjawab pertanyaan saat wawancara di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Jumat (12/6). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
dr. Reisa Broto Asmoro menjawab pertanyaan saat wawancara di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Jumat (12/6). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Vaksin corona Sinovac sudah mulai didistribusikan ke sejumlah provinsi di Indonesia, meski hasil uji klinis belum keluar. Salah satu yang juga ditunggu adalah soal kehalalan vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Juru bicara vaksinasi, dr Reisa Broto Asmoro, mengungkapkan sudah banyak tokoh-tokoh muslim dunia yang telah mendapatkan vaksin corona.
Hal ini sekaligus menjawab keraguan masyarakat yang masih mempertanyakan kehalalan serta khasiat dari vaksin corona.
"Dalam konteks vaksin COVID-19, ulama Mesir dan Uni Emirat Arab pun sudah boleh vaksinasi. Bahkan Putra Mahkota Arab Saudi (Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), tokoh terkuat di Timur Tengah, juga Gubernur Makkah sudah menerima vaksin COVID-19," ungkap Reisa di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/1).
Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman menerima vaksin COVID-19 di Riyadh, Arab Saudi. Foto: Reuters/Dok. Saudi Royal Court
Tak hanya tokoh-tokoh dunia, Reisa juga menyebut pejabat-pejabat di Indonesia telah menyatakan kesiapannya divaksin, setelah izin darurat dikeluarkan BPOM.
"Presiden Jokowi pun sudah menyatakan kesiapannya. Dan para senior kami, pimpinan IDI, dan Perawat Nasional Indonesia, siap jadi barisan pertama penerima vaksin," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Reisa, pada dasarnya program imunisasi dasar telah sesuai dengan anjuran agama demi meningkatkan kekebalan tubuh manusia dari penyakit tertentu.
Bahkan, sudah sejak lama ulama dunia menyatakan imunisasi atau vaksinasi boleh dilakukan, bahkan sangat dianjurkan.
"Fatwa ulama MUI tahun 2021 menyatakan imunisasi adalah sebuah ikhtiar, upaya mewujudkan imunitas dan mencegah penyakit tertentu," ucap dia.
dr Reisa Broto Asmoro. Foto: Dok. Satgas Gugus Tugas COVID-19
"Kumpulan ulama dunia berpendapat yang sama dengan MUI, setelah Islamic Advisory Group menyatakan semua imunisasi rutin yang sesuai dengan ajaran agama," tutup Reisa.
Sebelumnya, Bio Farma memastikan vaksin Sinovac yang akan diedarkan ke masyarakat Indonesia harus memenuhi aspek aman, bermutu, berkhasiat, dan halal.
Saat ini, Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) masih terus mengkaji kehalalan produk asal perusahaan China tersebut.
ADVERTISEMENT
"Dan vaksin Sinovac ini, saat ini sedang dalam proses kajian aspek kehalalannya oleh LPPOM MUI untuk dapat fatwa Majelis Ulama Indonesia dan sertifikasi Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH)," ujar Juru Bicara Vaksin COVID-19 PT Bio Farma, Bambang Herianto, Minggu (3/1).