Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
![dr Reisa Broto Asmoro](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_1280/v1600088890/swps5uha9edpu8a0rrzp.jpg)
![dr Reisa Broto Asmoro. Foto: Dok. BNPB](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1591759809/skbg9mtxsdywv8ezetvc.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Vaksin adalah pelengkap dan datang secara bertahap, serta digunakan sesuai skala prioritas. Namun, kita tidak boleh lengah dan menurunkan disiplin 3M kita," kata dr Reisa dalam konferensi pers, Senin (19/10).
Reisa menekankan, kendati vaksin corona sudah tersedia, pemerintah tetap melakukan 3T, yaitu testing, tracing, treatment. Reisa berharap pemerintah dan masyarakat bisa bekerja sama mengendalikan penyebaran corona.
Reisa memastikan upaya pengembangan dan pengadaan vaksin tidak akan meninggalkan peningkatan sistem kesehatan masyarakat
"Mari kita saling membantu dengan tidak menambah angka konfirmasi positif. Hindari kegiatan yang membahayakan diri kita dan sekitar kita," tuturnya.
"Mari memakai masker dengan benar, karena masker bisa lindungi kita dari droplet. Maka menjaga jarak 1-2 meter, dibarengi dengan memakai masker akan mengurangi risiko jauh lebih tinggi. Ketiga, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer," ungkap Reisa.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Indonesia telah menjalin kerja sama dari 4 kandidat vaksin perusahaan luar negeri, yaitu AstraZeneca (Inggris), Sinovac (China), Cansino (China), Sinopharm (China). Indonesia juga sedang mengembangkan vaksin dalam negeri buatan Eijkman, Merah Putih. Indonesia menargetkan 70 persen penduduk Indonesia divaksinasi pada tahun 2021.
"Setelah disetujuinya vaksin-vaksin [impor] tersebut oleh WHO, vaksin itu akan diproduksi dan tiba di Indonesia secara bertahap," tutur Reisa.