Dramatis, Penyintas Corona Menyaksikan Pasien COVID-19 Sakaratul Maut

20 Juli 2020 17:42 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Dunia maya dihebohkan dengan foto jenazah pasien corona dibungkus plastik. Foto itu merupakan karya fotografer Joshua Irwandi.
ADVERTISEMENT
Atas viralnya foto itu, sejumlah netizen mempertanyakan bagaimana suasana pasien COVID-19 diisolasi, dan bagaimana melihat secara langsung pasien yang meninggal dunia karena corona.
Annisa Ghaisani (23), penyintas corona, memiliki pengalaman tinggal satu ruangan dengan pasien corona yang kritis hingga kemudian meninggal.
Annisa dirawat di ruang isolasi di rumah sakit swasta di Jakarta Pusat selama enam hari pada akhir Maret 2020 lalu.
Hari itu, Jumat (3/4), sekitar pukul 19.00 WIB, ada seorang pasien ibu-ibu yang datang dalam keadaan sesak napas. Ia ditempatkan di ruangan isolasi yang Annisa tempati.
Pasien itu ditempatkan di ranjang yang dekat dengan pintu toilet. Atau, dengan ranjang Annisa, pasien itu dipisahkan dengan satu ranjang. Annisa di bagian kanan, pasien itu di sebelah kiri.
Denah ruangan isolasi pasien COVID-19 di rumah sakit Foto: Dok. Annisa Ghaisani
"Sampai larut malam pun beliau tidak berhenti mengucapkan astaghfirullah dan terus memanggil perawat karena merasa sangat sulit bernafas," tambah Annisa.
ADVERTISEMENT
Mendengar keluhan ibu itu, ia merasa sedih dan ngilu. Saat ia berjalan ke toilet, ia melihat wajah ibu itu menderita karena kesulitan sesak napas. Hingga akhirnya, memutuskan untuk tidur sekitar pukul 23.00 WIB.
"Saat pagi hari, saya terbangun karena perawat dan dokter ramai masuk ruangan saya untuk memeriksa keadaan ibu tersebut yang sepertinya saat itu sudah tiada," ujarnya.
Ia hanya bisa mendengar suara samar dokter dan perawat soal kondisi ibu tersebut. Terlebih, ia juga takut melihat jenazah melewati ranjangnya. Lalu, ia memutuskan untuk tidur meski susah untuk memejamkan mata.
Satu jam berlalu, ia berharap saat jenazah itu dibawa keluar. Tapi ia tak bisa memastikannya. Ia berasumsi, jenazahnya sudah dibawa ke luar ruangan karena beberapa perawat meninggalkan ruangan itu.
ADVERTISEMENT
"Saya ke toilet dengan santai karena saya pikir jenazah sudah dibawa keluar. Saya sedikit mengintip melalui bagian bawah tirai, tapi kok masih terlihat ada sendal," kenangnya.
Ia berpikir, barang-barang milik almarhum itu memang belum dikemas. Menunggu dari pihak keluarga untuk mengurusnya, pikirnya. Asumsi itu membuatnya bolak-balik ke toilet tanpa rasa takut.
Sejumlah perawat pun bolak-balik ke ruangan isolasi itu. Kondisinya masih sama, ranjang milik ibu itu ditutup rapat oleh tirai. Lagi, ia berasumsi, perawat itu tengah membersihkan ranjang dengan disinfektan.
"Namun di siang hari, ternyata peti jenazah baru datang. Ternyata sepanjang hari jenazah masih berada di atas bed (ranjang) dan semuanya (pemulasaraan jenazah) dilakukan di atas bed ruang isolasi," kata Annisa.
Infografik tingkat kesembuhan pasien corona di Indonesia meroket. Foto: kumparan
Ia memang tak melihat langsung pembungkusan jenazah karena tertutup tirai rapat. Ia menilai tak etis juga untuk melihat pasien lainnya.
ADVERTISEMENT
"Tapi saya hanya melihat saat peti berisi jenazah tersebut dibawa keluar ruang isolasi," pungkasnya.
Annisa merasakan gejala COVID-19 seperti demam tinggi, batuk, dan nyeri tenggorokan mulai 27 Maret 2020. Awalnya ia didiagnosis terkena Demam Berdarah dan dinyatakan ODP. Karena ia kontak dengan suspect COVID-19 selama seminggu, ia kemudian dianjurkan untuk dirawat di ruang isolasi.
"Dokter berkata tidak menutup kemungkinan diagnosis saya Demam Berdarah diikuti dengan COVID-19," ujarnya.

Menjalani perawatan COVID-19 selama 6 hari

Selama dirawat, ia diperiksa dengan rapid test dan tes swab sebanyak dua kali. Ia mulai membaik setelah menjalani enam hari perawatan, yakni pada 6 April 2020. Hingga kemudian diizinkan untuk menjalani karantina mandiri.
ADVERTISEMENT
"Hasil swab pertama keluar di 10 April saat saya kontrol ke dokter dan saya dinyatakan positif COVID-19. Saya dinyatakan sembuh dari COVID-19 pada 15 April 2020," tutupnya.