Dua Anak Bangsa Buat Vaksin AstraZeneca, Ganjar Sampaikan Rasa Bangga

26 Juli 2021 13:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau relawan satgas Jogo Tonggo serta tempat isolasi yang diperuntukkan bagi pasien OTG COVID-19 di Kelurahan Mangunjiwan, Kabupaten Demak, Jum'at (18/6). Foto: Pemprov Jawa Tengah
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau relawan satgas Jogo Tonggo serta tempat isolasi yang diperuntukkan bagi pasien OTG COVID-19 di Kelurahan Mangunjiwan, Kabupaten Demak, Jum'at (18/6). Foto: Pemprov Jawa Tengah
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyampaikan rasa bangga kepada dua anak bangsa yang terlibat aktif dalam pembuatan vaksin Astrazeneca. Keduanya adalah Carina Citra Dewi, Postdoctoral Research Scientist, Jenner Institute University of Oxford Inggris dan Indra Rudiansyah, PhD Candidate, Jenner Institute University Oxford.
ADVERTISEMENT
"Anda membikin kita bahagia dan bangga kita," ujar Ganjar saat bertemu dengan keduanya dalam live Instagram bersama Desra Percaya (Ambassador of The Republic of Indonesia to the UK, Ireland, and the IMO), Minggu (25/7).
Dalam dialog tersebut, kedua narasumber lebih banyak menerangkan pentingnya vaksin corona untuk menghentikan pandemi. Selain itu, vaksin disebutnya sangat efektif untuk mencegah penularan virus dengan risiko tinggi.
Ganjar Pranowo saat Live instagram bersama Desra Percaya, Ambassador of The Republic of Indonesia to the UK, Ireland, and the IMO. Foto: Dok. Istimewa
"Saya mau tanya, kalau untuk herd immunity butuh berapa persen sih yang harus divaksin dari jumlah populasi. Dan, bagaimana dengan adanya opini kalau AstraZeneca banyak yang mengalami KIPI" tanya Ganjar kepada kedua narasumber.
Carina menjawab bahwa semua obat memiliki efek samping bagi penggunanya. Namun, penggunaan vaksin lebih efektif untuk menanggulangi penularan COVID-19 agar tidak berisiko tinggi.
ADVERTISEMENT
"Sudah ada 700 juta vaksin AstraZeneca yang digunakan di banyak negara. Mereka bilang aman dan efektif. Kalau adanya laporan KIPI, semua obat ada efek sampingnya. Jadi, pemakaiannya memang harus dikonsultasikan ke dokter," jelasnya.
Menurutnya, pemberian vaksin itu bentuk pencegahan bukan pengobatan. Jadi, dia berharap kepada masyarakat untuk mengambil kesempatan suntik vaksin segera mungkin.
"Kalau ada akses vaksin harus digunakan. Risiko kena COVID-19 lebih tinggi kalau tidak vaksin, dan risiko kematian lebih besar dari rasa ketakutan," terangnya.
Sementara, Indra mengatakan bahwa ada banyak jenis vaksin COVID-19 dengan penggunaan teknologi yang beragam. Namun, vaksin berfungsi melatih imunitas dalam tubuh untuk merespons saat ada virus yang datang
"Ada banyak jenis vaksin yang dibuat menggunakan teknologi masing-masing. Tapi vaksin itu berfungsi agar imun tubuh bisa merespons saat ada virus yang asli datang," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Untuk vaksin AstraZeneca, paparnya, sudah dilakukan uji klinis aman digunakan untuk usia 18 tahun sampai tak terbatas.
"Namun, di masing-masing negara punya kebijakan sendiri-sendiri. Tapi dari hasil uji klinis kita amam dan efektif dipakai untuk usia 18 tahun sampai tak terbatas," katanya.
Ganjar Pranowo saat Live instagram bersama Desra Percaya, Ambassador of The Republic of Indonesia to the UK, Ireland, and the IMO. Foto: Dok. Istimewa
Dalam kesempatan itu, ia menambahkan bahwa herd immunity dapat terjadi melalui dua jalan. Yakni vaksinasi dan natural infeksi.
"Kalau vaksin efek samping ringan tapi kalau natural infeksi bisa berisiko tinggi bahkan sampai kematian," ungkapnya.
Untuk herd immunity vaksin sendiri, menurutnya, bisa bekerja maksimal kalau jumlah populasi sebagian besar sudah divaksin.
"Kalau hitungan persen saya bukan ahlinya. Tapi bisa bekerja maksimal herd immunity vaksin kalau sebagain besar populasi sudah divaksin," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Dialog tersebut menjadi meriah saat Duta Besar, Desra Percaya, menutupnya dengan bermain saxophone lagu "Ibu Pertiwi".