Dua Anak SD di Bali Digigit dan Dicakar Monyet saat Berangkat Sekolah

14 Mei 2022 13:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi monyet masuk permukiman. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi monyet masuk permukiman. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Dua orang anak SD berinisial A (12) dan B (10) diserang monyet saat berangkat ke sekolah di pinggir jalan kawasan Perumahan Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, pada Jumat (13/5) sekitar pukul 07.00 WITA.
ADVERTISEMENT
Monyet tersebut turun dari atas sebuah pohon lalu mencakar dan mengigit kakak-adik tersebut. Kakak korban berinsial JT (29) mengatakan, akibat kejadian itu kedua korban mengalami luka pada bagian kaki.
"Keduanya kena cakar dan gigit. Yang parah itu adik laki-laki digigit sampai ada luka robek," kata JT saat dihubungi, Sabtu (14/5).
Keluarga langsung melarikan kedua korban ke RS PTN Udayana untuk mendapatkan perawatan dan vaksin antirabies atau VAR. Keluarga sempat panik karena kesulitan mendapatkan VAR. Baik RS PTN Udayana dan RSUP Sanglah menurutnya, tidak memiliki VAR.
"Kami larikan ke RS Udayana ternyata vaksinnya habis. Sampai saya minta info ke Sanglah, Sanglah juga habis," kata
Kedua korban akhirnya berhasil mendapatkan VAR setelah keluarga mengelontorkan uang senilai Rp 2,8 juta di sebuah klinik swasta. JT keberatan mengeluarkan uang untuk VAR yang bisa diberikan gratis oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Kami ke klinik berbayar untuk dua anak itu sebesar Rp 2,8 juta. Biasanya kan gratis dan ini (suntikan VAR) tidak sekali dan masih berlanjut 3 kali vaksin," kata dia.
JT menyatakan, monyet tersebut memiliki tali pengikat di bagian leher. Hal ini membuat JT berasumsi monyet tersebut merupakan hewan peliharaan. Monyet tersebut juga menyerang satu anak lainnya di kawasan tersebut. Sehingga sudah ada 3 anak yang diserang monyet tersebut.
"Tadi saya dapat kabar kalau anak tetangga saya juga kena (serang). Semua masyarakat di sini resah karena monyetnya masih berkeliaran" kata dia.
JT menumpahkan kekesalannya terkait keberadaan monyet tersebut di media sosial dan menjadi viral. Ia belum melapor kepada pihak yang berwenang.
ADVERTISEMENT
Hal ini karena masih kecewa terhadap unit pemadam kebakaran (Damkar). Menurut dia, Petugas Damkar pernah mengabaikan permintaan tolong untuk mengevakuasi seekor ular yang masuk ke dalam pekarangan rumahnya.
Ia berharap laporannya di media sosial dan viral membuat para pihak berwenang mengambil tindakan cepat untuk mengevakuasi monyet tersebut.
"Saya sempat kecewa sama Damkar Uluwatu karena dulu pernah ada kejadian ular (masuk rumah) enggak ada (respons) sama sekali. Makanya saya lebih memilih menulis di medsos biar semua mau bergerak," kata dia.
Ia berharap pihak yang berwenang seperti Dinas Peternakan, BKSDA atau Damkar segera mengevakuasi monyet tersebut. Hal ini untuk mencegah serangan monyet terhadap korban lain.
"Biar monyetnya cepat ketangkap dan enggak ada korban lagi karena banyak anak-anak di perumahan saya," kata dia.
ADVERTISEMENT

Dinkes Akui VAR di Bali Langka

Vaksin Rabies Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bali I Wayan Widya mengaku ketersediaan VAR di Bali langka. Hal ini disebabkan keterlambatan distribusi VAR dari Kemenkes saat libur lebaran 2022.
"VAR tidak kosong cuma kita selektif dalam memberikannya. Beberapa minggu ini ada kelangkaan karena libur lebaran. Sebenarnya kalo masyarakat sabar tidak berbayar," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinkes Bali I Nyoman Gede Anom mengatakan, ketersediaan VAR di Kabupaten Badung memang kosong. Baik Widya atau Anom tak menyebut jumlah ketersediaan VAR di Bali.
Anom mengeklaim ketersediaan VAR di Dinkes Bali masih aman dan bisa didistribusikan ke wilayah yang membutuhkan. Kemenkes RI sedang mengirim sekitar 500 ribu dosis yang diprediksi tiba di Bali pada Selasa (17/5).
ADVERTISEMENT
"Di di Badung (VAR) masih Kosong. Kalau ada (suspek rabies) koordinasi ke kami, masih bisa kita (atasi), kita ada stok tapi enggak ada laporan ke kita," kata dia saat di Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung.
Anom mengatakan, tidak semua fasilitas kesehatan yang dimiliki pemerintah menyediakan layanan VAR. Masyarakat bisa mendapatkan layanan VAR gratis di RSUD Wangaya dan RSUD Mangusada dan seluruh puskesmas.
Dalam kasus JT, Anom mengatakan, pihak swasta memang berhak menjual layanan VAR kepada masyarakat dengan nilai Rp 500 ribuan untuk satu dosis. Ia meminta masyarakat terlebih dahulu ke puskesmas apabila dilukai hewan penular rabies (HPR) untuk mendapatkan VAR gratis.
"Mohon disampaikan ke masyarakat kalau ada kena gigit hewan pertama ke puskesmas dulu, bisa gratis (VAR)," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kasubag Tata Usaha BKSDA Bali Prawono Meruanto mengatakan, akan segera ke lokasi untuk mengevakuasi monyet tersebut.
"Saya belum terima laporannya. Saya akan minta teman-teman cek ke lapangan. Kondisi kita ada lagi kegiatan di Batur, Bangli sehingga kita semua masih di sini. Saya akan segera mungkin minta teman-teman merapat ke seputaran Jimbaran untuk mengecek keberadaan monyet tersebut," kata dia melalui pesan singkat.