Dubes Australia: Kami Belum Mengambil Keputusan soal Yerusalem

16 Oktober 2018 19:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dubes Australia untuk Indonesia Gary Quinlan setelah dipanggil kemlu terkait pemindahan Kedutaan Australia ke Yerusalem. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dubes Australia untuk Indonesia Gary Quinlan setelah dipanggil kemlu terkait pemindahan Kedutaan Australia ke Yerusalem. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
ADVERTISEMENT
Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan memberikan keterangan usai memenuhi panggilan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Quilan menghadap Retno setelah Perdana Menteri Australia mempertimbangkan memindahkan kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
ADVERTISEMENT
Quilan mengatakan, saat bertemu Retno sekitar lebih dari setengah jam, dirinya memastikan Australia belum membuat keputusan apapun terkait pemindahan kedutaan negaranya ke Yerusalem.
“Saya meyakinkan bahwa apa yang dikatakan Perdana Menteri hari ini, Australia belum mengambil keputusan mengenai (pemindahan Kedutaan ke) Yerusalem,” jelas Quilan di kantor Kemlu, Selasa (16/10).
Ia menegaskan, sampai saat ini sikap Australia mengenai sengketa Yerusalem antara Israel-Palestina, adalah tetap berpegang pada prinsip two state solution untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Perdana Menteri tidak memberikan tenggat waktu akan status Yerusalem secara diplomatik, tetapi komitmennya untuk solusi dua negara benar-benar tidak berubah,” kata Quinlan.
Menteri Keuangan Australia Scott Morrison terpilih jadi PM baru Australia. (Foto: AFP/Mark Graham)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Australia Scott Morrison terpilih jadi PM baru Australia. (Foto: AFP/Mark Graham)
“Kami percaya bahwa ada solusi untuk masalah Timur Tengah, antara Israel dan Palestina, dan itu adalah solusi dua negara,” papar Quinlan.
ADVERTISEMENT
PM Australia Scott Morrison merupakan orang pertama yang menyampaikan rencana pemindahan Kedutaannya ke Yerusalem. Rencana Australia itu mengundang kontroversi besar.
Sebab, langkah tersebut mengikuti apa yang sudah dilakukan Amerika Serikat pada Mei lalu. Kala itu, AS mendapat kecaman keras karena keputusannya memindahkan kedutaan karena berpotensi mengagalkan upaya damai Israel-Palestina lewat solusi dua negara.