Dubes Inggris: AUKUS Bukan Pakta Pertahanan, tapi Kemitraan Keamanan

22 September 2021 18:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, menggelar konferensi pers terkait Brexit di Kedutaan Besar Inggris, Jakarta, Jumat (31/1/2020). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, menggelar konferensi pers terkait Brexit di Kedutaan Besar Inggris, Jakarta, Jumat (31/1/2020). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
AUKUS, sebuah kerja sama antara tiga negara besar dunia yaitu Australia, Inggris, dan Amerika Serikat, resmi dibentuk pada Rabu (15/9) pekan lalu. Pembentukan AUKUS ini menarik perhatian publik internasional dan dilihat sebagai sebuah aliansi ketiga negara.
ADVERTISEMENT
Bahkan, AUKUS ini disebut dibentuk untuk menangkal pengaruh China yang semakin besar di kawasan Indo-Pasifik, yaitu kawasan yang membentang dari Samudra Hindia hingga Samudra Pasifik (Pantai Barat AS).
Tetapi, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, menyanggah AUKUS sebagai sebuah aliansi baru atau bahkan pakta pertahanan. Menurutnya, AUKUS adalah sebuah kemitraan keamanan untuk menjaga stabilitas kawasan.
“Perdana Menteri kami [Boris Johnson], bersama dengan Presiden Biden dan Perdana Menteri Morrison mengumumkan sebuah kemitraan keamanan yang kami sebut AUKUS. Saya harus menegaskan bahwa AUKUS bukanlah sebuah traktat, bukan pakta, bukan aliansi baru,” tegas Dubes Jenkins dalam webinar soal Kemitraan Strategis Indonesia-Inggris, Rabu (22/9).
Bagi Jenkins, AUKUS adalah sebuah kemitraan yang dibentuk dengan negara-negara dengan keterlibatan besar di kawasan Indo-Pasifik. Karena AUKUS bukanlah pakta pertahanan, kemitraan ini akan berbeda dengan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara).
Infografik Aliansi AUKUS di Indo-Pasifik. Foto: kumparan
“Kami sadar bahwa Inggris memiliki tanggung jawab di kawasan, sebagai anggota permanen dari Dewan Keamanan, anggota G7 dan G20, memimpin NATO dan Persemakmuran. Kami bekerja dengan mitra-mitra yang sepemikiran, seperti Indonesia,” papar dia.
ADVERTISEMENT
Dari tanggung jawab itulah, ujar Jenkins, Inggris berupaya untuk membangun hubungan yang kuat dan berdampak di dunia. Hal tersebut kemudian dicapai dengan pembentukan AUKUS.
“Kemitraan ini akan membantu memperkuat kapasitas untuk bekerja dengan mitra-mitra, demi mempertahankan stabilitas dan meningkatkan keamanan di kawasan,” tegasnya.

Kapal Selam Nuklir Australia Tak Akan Bawa Senjata

Senada dengan Australia, Inggris juga menekankan kapal selam nuklir Australia nantinya tak akan berbahaya dan tak akan membawa senjata nuklir.
“Inggris telah bekerja sama dengan Australia soal kapal selam sejak tahun 1914. Jadi, 107 tahun kemudian, ini adalah kemitraan dengan kepercayaan secara penuh di dalamnya,” ungkap Jenkins.
“Bagian pertama adalah untuk mendukung Australia dalam mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir. Saya tegaskan, berkekuatan nuklir, bukan membawa senjata nuklir,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan bahwa langkah-langkah yang diambil AUKUS sama sekali tidak melanggar perjanjian internasional apa pun, termasuk traktat non-proliferasi (NPT).
“Inggris dan AS telah mengoperasikan kapal selam nuklir dalam 60 tahun terakhir secara aman, standar-standar tinggi akan selalu dipertahankan,” pungkasnya.