Dubes Iqbal: Turki Tak Pernah Pikirkan dan Rencanakan Beli Vaksin Nusantara

30 Agustus 2021 9:31 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dubes RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal (kiri) bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: Dok. KBRI Turki
zoom-in-whitePerbesar
Dubes RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal (kiri) bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: Dok. KBRI Turki
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belakangan ini, sempat ramai dibahas mengenai isu Turki akan membeli jutaan dosis produk penelitian imunoterapi sel dendritik yang dulu dikenal sebagai Vaksin Nusantara besutan eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
ADVERTISEMENT
Kabar pembelian ini sempat disampaikan oleh guru besar Universitas Airlangga, Chairul Anwar Nidom, dalam sebuah talkshow dengan eks Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari di channel YouTube.
Nidom menyebut, Turki memesan hingga 5,2 juta dosis produk tersebut. Namun demikian, belum ada konfirmasi lebih jauh mengenai kabar tersebut. Hingga akhirnya Dubes RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal bersuara memberikan klarifikasi.
Dalam keterangan tertulisnya, Iqbal menyatakan sejumlah poin hasil klarifikasi pihaknya terhadap otoritas berwenang di Turki mengenai isu pembelian tersebut. Apa hasilnya?
Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
"Hasil klarifikasi saya kepada otoritas berwenang di Turki dapat dipastikan tidak pernah ada pemikiran, rencana maupun pembicaraan pemerintah Turki untuk membeli vaksin nusantara di Indonesia," kata Iqbal, Senin (30/8).
Infografik serba-serbi vaksin Nusantara Terawan. Foto: kumparan
Selain itu, Iqbal juga memastikan tidak pernah ada pembicaraan mengenai kemungkinan Uji Klinis Vaksin Nusantara tahap 3 di Turki. Dia membeberkan alasannya.
ADVERTISEMENT
"Angka kasus terakhir di Turki sudah di bawah 17 ribu kasus/hari. Vaksinasi lengkap (2 dosis) sudah mencapai 45% penduduk (93 juta dosis) dan ditargetkan mencapai 70% dalam sebulan ke depan. Jadi Turki tidak cocok untuk uji klinis vaksin tahap 3," kata Iqbal.
Sementara itu, Turki sendiri disebut tengah mengembangkan tiga jenis vaksin buatan sendiri. Dua di antaranya sudah masuk uji klinis tahap 3.
Pada 25 Agustus 2021, Turki mulai menyuntikkan kandidat vaksin buatan dalam negeri, Turkovac, ke penerima di Provinsi Kayseri, sebagai bagian dari uji klinis tahap ketiga.
Vaksin berplatform virus inaktif ini buah kerja sama Kemenkes Turki, Institut Kesehatan Turki, dan Universitas Erciyes (ERU).
Selain itu, Turki juga sejauh ini menyetujui tiga vaksin COVID-19 produk asing yang digunakan secara luas. Menurut situs covid19.trackvaccines.org, ketiga vaksin tersebut adalah vaksin Pfizer/BioNTech, Sputnik V, dan Sinovac.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, imunoterapi sel dendritik saat ini dikembangkan Terawan dan tim di RSPAD, Jakarta Pusat. Imunoterapi ini bersifat personal atau individual dan tidak bersifat massal seperti halnya vaksin Sinovac dkk maupun vaksin Merah Putih, vaksin anak bangsa yang sedang dikembangkan. Karena bersifat individual, maka pengawasannya tidak di bawah BPOM.