Dubes Jepang Buka Puasa bareng Din hingga Yenny Wahid, Sajikan Udon hingga Sushi

19 Maret 2024 20:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buka Puasa Bersama Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, dengan Tokoh Islam Indonesia. Kediaman Resmi Dubes Jepang, Jakarta. Selasa (19/3). Foto: Tiara Hasna/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Buka Puasa Bersama Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, dengan Tokoh Islam Indonesia. Kediaman Resmi Dubes Jepang, Jakarta. Selasa (19/3). Foto: Tiara Hasna/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, menyelenggarakan buka puasa bersama dengan sejumlah tokoh dan cendekiawan Muslim Indonesia, Selasa (19/3).
ADVERTISEMENT
Dalam acara tersebut, turut hadir Utusan Khusus Dialog dan Kerja Sama Antar-Agama, Din Syamsuddin, dan putri dari Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid.
Buka Puasa Bersama Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, dengan Tokoh Islam Indonesia. Kediaman Resmi Dubes Jepang, Jakarta. Selasa (19/3). Foto: Tiara Hasna/kumparan
Buka Puasa Bersama Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, dengan Tokoh Islam Indonesia. Kediaman Resmi Dubes Jepang, Jakarta. Selasa (19/3). Foto: Tiara Hasna/kumparan
Suasana buka puasa bersama di Kediaman Resmi Duta Besar Jepang di Jalan Daksa, Jakarta Selatan, untuk Indonesia itu berlangsung khidmat dan hangat.
Berbagai makanan khas Jepang, dari mulai sushi, udon, hingga mochi sakura menjadi menu andalan. Meski demikian, ada juga takjil dan makanan khas Indonesia seperti sop buah dan kolak.
Dubes Misaki membuka acara dengan menyampaikan beberapa program kerja sama Jepang dengan komunitas Islam di Indonesia.
"Sejak 2004, pemerintah Jepang bekerja sama dengan pondok pesantren dan pusat kajian Islam. Hingga saat ini 187 pimpinan pesantren telah mengunjungi Jepang," ungkapnya di Kediaman Resmi Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Selasa (19/3).
Buka Puasa Bersama Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, dengan Tokoh Islam Indonesia. Kediaman Resmi Dubes Jepang, Jakarta. Selasa (19/3). Foto: Tiara Hasna/kumparan
Ia menambahkan, program itu dibentuk untuk meningkatkan rasa kedekatan yang lebih kuat terhadap Jepang.
ADVERTISEMENT
Harapannya, lebih banyak Muslim Indonesia yang mengenal budaya dan gaya hidup Jepang serta menemukan kesamaan antara Islam dan Jepang, seperti kebersihan dan kedisiplinan.
"Selain program tersebut, Jepang juga berhasil melakukan program Jenesys, program pertukaran yang tahun lalu melibatkan 9 dari NU, Muhammadiyah, Masjid Istiqlal, dan UIN untuk berkunjung ke Tokyo dan Nagasaki di Jepang," tutur Masaki.
Dubes Jepang yang baru menjabat tiga bulan itu juga berharap terciptanya hubungan yang baik antarbangsa.
"Kami berharap rasa pengertian antara warga Jepang dan Muslim Indonesia akan semakin mendalam dan hubungan bilateral semakin erat," tutupnya.
Din Syamsuddin di Buka Puasa Bersama Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, dengan Tokoh Islam Indonesia. Kediaman Resmi Dubes Jepang, Jakarta. Selasa (19/3). Foto: Tiara Hasna/kumparan
Sementara itu, dalam sambutannya, Din Syamsuddin menyampaikan antusiasme terhadap program Jepang dan komunitas Islam Indonesia.
"Para kiai bilang program 10 hari di Jepang itu sangat bermanfaat. Katanya, kami menemukan Islam di Jepang, di mana biasanya kita hanya menemukan orang muslim di negara-negara Muslim.
ADVERTISEMENT
"Itu karena di Jepang ada disiplin waktu, etika kerja yang luar biasa. Dan itulah hal positif Jepang yang perlu kita tiru," ungkapnya.
Buka Puasa Bersama Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, dengan Tokoh Islam Indonesia. Kediaman Resmi Dubes Jepang, Jakarta. Selasa (19/3). Foto: Tiara Hasna/kumparan
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Asep Saepudin, turut menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan Jepang terhadap kampusnya.
"Kerja sama UIN dengan Jepang sangat kuat, terutama di awal pendirian Fakultas Kedokteran dan juga bantuan pendirian gedung peralatan dan juga SDM yang dikirim ke Jepang sangat banyak sehingga lebih dari 20 tahun ini sudah banyak SDM yang hebat," jelas Asep.