Dubes RI Bandingkan Lama Pendidikan Dokter di Indonesia dengan di Jerman
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Arif mengungkapkan di Jerman spesialis tidak perlu dari universitas. Rumah sakit bisa mengajukan sendiri dokter mereka untuk mengambil spesialis.
"Kalau di Jerman kalau seseorang ingin jadi dokter spesialis dia itu tidak perlu university base. Jadi rumah sakit ini bisa cetak dokter spesialis sepanjang yang bersangkutan lulus uji kompetensi yang dilakukan asosiasi profesi kedokteran Jerman," kata Arif dalam acara Pertemuan Diaspora Indonesia di Kawasan Eropa yang disiarkan secara virtual, Minggu (17/4).
"Kemudian karena spesialis ini tidak harus university base maka jumlah spesialis dokter di Jerman bisa lebih banyak lagi karena rumah sakit bisa cetak dokter spesialis yang ada," tambah dia.
Arif mengatakan waktu yang diperlukan untuk mengambil spesialis itu hanya 1 tahun. Hal itu berbeda dengan di Indonesia yang mencapai 2 tahun.
"Ini juga terkait adaptasi kalau proses yang ada di Jerman tidak terlalu lama, setahu saya kalau di Indonesia sampai 2 tahun, kalau di Jerman itu antara 6 bulan-1 tahun. Hanya perlu bahasa Jerman dan juga adaptasi, setelah itu mereka mendapatkan ujian praktik," kata Arif.
ADVERTISEMENT
Arif menegaskan dalam proses adaptasi, calon dokter spesialis sudah mendapatkan gaji.
"Tapi pada saat approach adaptasi itu mereka bisa bekerja di rumah sakit di Jerman dan dapat gaji seperi biasa dengan standar yang ada," kata Arif.
Acara pertemuan bertajuk "Indonesia Memanggil Anak Bangsa" itu dihadiri oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Wamenkes dr Dante Saksono Harbuwono. Selain itu juga hadir Dubes RI untuk Kerajaan Belanda Mayerfas, Dubes RI untuk Inggris merangkap Irlandia dan IMO Desra Percaya, serta Ketua Konsil Kedokteran Indonesia dr Putu Moda Arsana.