Dubes Uni Emirat Arab di Jakarta Kagum dengan Toleransi Beragama Warga Indonesia

30 Januari 2024 15:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Persatuan Emirat Arab untuk Republik Indonesia Abdulla Salem Obaid Salem Aldhaheri dalam peringatan International Day of Human Fraternity di Kedubes Uni Emirat Arab, Jakarta Selatan, Selasa (30/1/2024). Foto: Aliyya Bunga/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Persatuan Emirat Arab untuk Republik Indonesia Abdulla Salem Obaid Salem Aldhaheri dalam peringatan International Day of Human Fraternity di Kedubes Uni Emirat Arab, Jakarta Selatan, Selasa (30/1/2024). Foto: Aliyya Bunga/kumparan
ADVERTISEMENT
Meski secara geografis terletak sangat berjauhan, Uni Emirat Arab (UEA) dan Indonesia memiliki salah satu persamaan — yaitu soal toleransi beragama dan menyikapi perbedaan budaya.
ADVERTISEMENT
Serupa dengan Indonesia, negara di Timur Tengah tersebut memiliki lebih dari 200 suku bangsa dan sering menjadi destinasi favorit turis asing. Namun, mereka dapat hidup berdampingan dengan rukun dan damai.
Pernyataan itu disampaikan oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) UEA untuk RI, Abdulla Salem Obaid Salem Aldhaheri, dalam pidatonya saat peringatan The International Day of Human Fraternity (Hari Persaudaraan Internasional), pada Selasa (30/1).
Adapun Hari Persaudaraan Internasional lahir dari pertemuan antara Paus Fransiskus dengan Imam Besar Al-Azhar Dr. Ahmed Al-Tayyeb di Abu Dhabi pada 4 Februari 2019 — yang menjadi momentum penting bagi UEA. Sejak saat itulah, 4 Februari dirayakan sebagai Hari Persaudaraan Internasional setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
"Hal yang baik, dan yang kami banggakan di Uni Emirat Arab, adalah bahwa kami sebagai Uni Emirat Arab dan Republik Indonesia memiliki pandangan yang sama mengenai toleransi dan keragaman agama, budaya, dan ras," ucap Aldhaheri kepada wartawan di Kedutaan Besar Uni Emirat Arab, Jalan Dr Satrio, Jakarta Selatan.
"Kita dapat melihat banyak kesamaan antara apa yang terjadi dalam hal toleransi, hidup berdampingan, dan banyak kegiatan yang dilakukan dan disaksikan di UEA — kami melihatnya juga di Indonesia," sambung dia.
Ilustrasi orang Uni Emirat Arab memberi salam Foto: Shutter Stock
Sikap toleransi dan kesan baik dari warga setempat ini dialami oleh Aldhaheri selama ia tinggal di Indonesia."Karena saya telah tinggal di Indonesia selama empat tahun terakhir, saya telah melihat orang-orang hidup dalam harmoni. Saya melihat orang Indonesia sangat terbuka, sangat ramah," paparnya.
ADVERTISEMENT
"Sering kali jika saya berjalan-jalan di lingkungan sekitar, saya akan melihat orang-orang memanggil saya untuk datang dan menikmati secangkir teh. Jadi ini menceritakan kisah yang bagus di balik kepercayaan masyarakat Indonesia," sambung Aldhaheri.
Ia kemudian memuji sikap toleransi beragama di kalangan masyarakat Indonesia — meski Islam menjadi agama mayoritas penduduk, tetapi warga dengan beda agama dapat hidup berdampingan dengan damai.
"Oleh karena itu kami melihat bahwa hubungan antara Uni Emirat Arab dan Indonesia telah dipertimbangkan. Kegiatan-kegiatan seperti ini telah diberikan dan dirasakan di Masjid Sheikh Zayed di Solo," ujar Aldhaheri.
Bangunan Masjid Raya Sheikh Zayed di Gilingan, Solo, Jawa Tengah, Senin (14/11/2022). Foto: Mohammad Ayudha/Antara Foto
Adapun bentuk toleransi dan kerukunan semacam ini, kata Aldhaheri, mengingatkan dia pada negara asalnya. "Toleransi akan selalu memberikan sikap yang baik kepada masyarakat untuk dapat hidup berdampingan — inilah yang kita lihat di Indonesia dan inilah yang kita lihat di UEA," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Pariwisata di Uni Emirat Arab sangat besar. Kita telah melihat, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, lebih dari 200 suku bangsa tinggal di Uni Emirat Arab, hidup berdampingan, hidup rukun dan damai," sambung dia.
Indonesia juga, kata Aldhaheri, sama seperti UEA — sering menjadi destinasi wisata warga asing dan menyambut baik pariwisata. "Jika Anda pergi ke Bali, jika Anda pergi ke Kepulauan Riau, jika Anda pergi ke Lombok dan provinsi lainnya, Anda tahu, Anda juga akan melihat orang-orang asing yang tinggal di sini dengan rukun dan damai," ucap Aldhaheri.
"Ini karena lingkungannya yang toleran. Mereka sangat terbuka. Mereka ramah. Jadi ini adalah kesamaan yang kita miliki," tutup dia.
ADVERTISEMENT