Duduk Perkara Karantina dan Booster yang Jadi Kendala Jemaah Umrah RI

22 Oktober 2021 19:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Haji dan Umrah Kementerian Agama Prof. Hilman Latief. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Haji dan Umrah Kementerian Agama Prof. Hilman Latief. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah terus mengupayakan agar jemaah haji dan umrah asal Indonesia dapat segera memperoleh jatah kuota untuk ibadah ke Arab Saudi. Namun, perkara karantina dan vaksinasi corona masih menjadi halangan utama bagi jemaah untuk diberangkatkan ke Tanah Suci.
ADVERTISEMENT
Dirjen Haji dan Umrah Kementerian Agama, Prof Hilman Latief, mengatakan hingga saat ini Kementerian Haji Saudi masih menerapkan kedua kebijakan tersebut bagi jemaah Indonesia. Hal itu diperlukan mengingat mayoritas WNI memperoleh jatah vaksin yang tidak dipakai Saudi, yakni Sinovac dan Sinopharm.
"Kebijakannya belum dicabut dan masih berlaku hingga saat ini. Yang kita negosiasikan adalah apakah memang kebijakan booster itu akan terus dilakukan untuk jemaah asal Indonesia. Kalau pun iya mekanisme seperti apa untuk memfasilitasi proses booster yang ditetapkan oleh pemerintah Saudi," ujar Hilman dalam program Live Corona Update bersama kumparan, Jumat (22/10).
Hilman menilai kewajiban booster akan sangat merugikan bagi Indonesia mengingat masih minimnya ketersediaan khususnya di daerah 3T. Terlebih, saat ini pemerintah masih menggenjot capaian vaksinasi untuk dosis pertama dan kedua, sehingga aturan booster vaksin bagi jemaah akan menyulitkan urusan ketersediaannya.
Suasana jemaah umrah di sekitar Ka'bah di Masjidil Haram awal September 2021. Foto: gph.gov.sa
"Sementara kita tahu bahwa pemerintah sendiri masih melakukan vaksinasi yang pertama, yang kedua di berbagai daerah yang masih berjalan hingga saat ini. Dan tentunya harapannya itu kan tidak terganggu juga. Jadi ketersediaan booster-nya dari mana," ucap Hilman.
ADVERTISEMENT
Di lain sisi, pemerintah pun masih harus memastikan kepada pemerintah Saudi soal urusan booster itu. Apakah nantinya harus disediakan pemerintah Indonesia atau Saudi ikut menyediakan kebutuhan tersebut.
Menkes Arab Saudi Tawfiq Al-Rabiah diangkat sebagai Menteri Haji dan Umrah oleh Raja Salman. Foto: Twitter/@tfrabiah
"Kalau pun masih menggunakan booster apakah harus di Indonesia vaksinnya, ataukah justru ketika sampai di sana vaksin booster itu dengan sumber booster yang disediakan oleh pemerintah Saudi. Nah jadi negosiasi-negosiasi ini yang masih dalam proses," ungkap Hilman.
"Mudah-mudahan Saudi juga punya kebijakan yang lebih memudahkan bagi masyarakat Indonesia, khususnya jemaah umrah. Dan ke depan ini juga kalau masih masa pandemi untuk calon jemaah haji tahun 2022," lanjut dia.

Karantina Bagi Jemaah Umrah

Suasana Masjidil Haram pada 9 Agustus 2021. Foto: Makkah Region
Tak hanya soal vaksinasi, ia menyebut Saudi juga ketat dalam urusan kekarantinaan. Aturan itu dianggap wajar karena situasi pandemi COVID-19 belum kunjung mereda saat ini di beberapa negara.
ADVERTISEMENT
"Ya karantina di satu sisi disyaratkan ya karena tetap kita frame work-nya adalah umrah di masa pandemi, haji juga mungkin ke depan haji di masa pandemi. Tetapi dalam perkembangannya ada saat ini terkait umrah lihat bahwa informasi awal yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri, bahwa karantina itu akan dilakukan bagi masyarakat yang belum memenuhi standar kesehatan pemerintah Saudi," ujarnya.
Meski begitu, diakui Hilman, hingga kini pemerintah Indonesia masih menantikan informasi tertulis terkait aturan yang lebih terperinci. Inisiatif untuk menemui Kementerian urusan Haji Saudi juga menjadi solusi terkini yang dilakukan pemerintah, agar ke depan jemaah Indonesia dapat beribadah dengan tenang.
Pertemuan Konjen RI di Jeddah Eko Hartono (kiri) dan Wamenhaj Arab Saudi Dr. Abdulaziz Wazzan pada 11 Agustus 2021 membahas umrah. Foto: Kemenhaj Arab Saudi
"Nah, tapi kan ini yang masih belum ada tertulisnya dari sana. Oleh karena itu kami masih berkoordinasi dengan pemerintah Saudi, baik dengan kedutaan dan maupun dengan Kementerian Haji yang mendapatkan kepastian. Dan insyaallah ini juga kita sedang proses untuk bisa bertemu dengan Menteri Haji di Saudi agar diskusinya lebih lancar, komunikasinya juga baik, kemudian saling memahaminya juga lebih kuat ya," tutur Hilman.
ADVERTISEMENT
"Sehingga mudah-mudahan mimpi kita untuk bisa memberikan kemudahan buat jemaah bisa tercapai, atau setidaknya kita punya dapat kepastian dari pemerintah Saudi yang memang tempat diselenggarakannya ibadah umrah dan haji nanti," tutupnya.
===================
Ikuti survei kumparan dan menangi e-voucher senilai total Rp3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveinews