Duduki Karang, Pengunjung Taman Nasional Thailand Didenda Rp 858 Ribu

10 Februari 2018 2:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Turis didenda karena rusak karang di Thailand (Foto: Others/twitter @phuketgazette)
zoom-in-whitePerbesar
Turis didenda karena rusak karang di Thailand (Foto: Others/twitter @phuketgazette)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tiga orang pengunjung Taman Nasional Mu Koh Surin di Phang Nga, Thailand, didenda masing-masing senilai 1.500 bath Thailand (USD 62,84) atau setara dengan Rp 858 ribu. Penyebabnya, karena ketiga perempuan itu duduk di atas karang (hewan laut).
ADVERTISEMENT
Foto mereka yang duduk di atas karang yang menyerupai batu bertumpuk itu beredar viral di sejumlah media sosial. Kepala Taman Nasional Mu Koh Surin, Phuttipot Kuprasit, menegaskan ketiganya telah melanggar peraturan pihak pengelola taman.
"Para turis ini mengaku tak paham, mengira karang yang didudukinya itu adalah bukit batu biasa. Setelah kami menjelaskan itu adalah karang, mereka minta maaf mengakui pelanggarannya," ujar Phuttipot dilansir Asia One pada Jumat (9/2).
"Kami tidak memiliki toleransi terhadap orang-orang yang menginjak atau menyentuh karang dan memberi makan ikan, karena bertentangan dengan peraturan di taman nasional," imbuhnya.
Phuttipot menyesalkan apa yang telah dilakukan ketiga perempuan itu. Ia berterima kasih kepada warga yang telah memotret pelanggaran tersebut dan mengunggahnya di media sosial.
ADVERTISEMENT
"Petugas kami ketat memantau kegiatan wisata, namun kami tidak dapat mengamati satu per satu aktivitas wisatawan, terutama saat di bawah air. Saya berterima kasih kepada semua warga yang membantu memperhatikan harta karun alami kami," ucapnya.
Ketiga perempuan itu diketahui duduk berpose di atas karang yang berada di Teluk Ao Mae Yai, Kepulauan Surin. Padahal sudah ada peraturan yang melarang pengunjung berfoto di wilayah tersebut. "Itu daerah untuk menyelam saja," kata Phuttipot.
Thon Thamrongnawasawat yang merupakan ahli biologi kelautan dari Universitas Kasetsart, menyebut di teluk tersebut dulunya pernah ada salah satu terumbu karang terbesar di Thailand.
"Namun kawasan tersebut ditutup untuk publik sejak tahun 1995, karena kerusakan parah dari beberapa insiden pemutihan karang. Kawasan ditutup agar terumbu karang bisa merehabilitasi dirinya sendiri," jelas Thon.
ADVERTISEMENT
"Saya percaya bahwa ada banyak lokasi yang indah di taman nasional ini, yang bisa jadi tempat berpose bagi wisatawan tanpa membahayakan ekosistem bawah laut," tutupnya.