Dukungan GP Ansor Dinilai Bisa Naikkan Daya Tawar Erick Thohir ke Parpol

27 April 2022 14:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir resmi menjadi anggota Banser. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir resmi menjadi anggota Banser. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut, mendeklarasikan dukungan ormasnya kepada Menteri BUMN Erick Thohir untuk menjadi capres di 2024.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, peneliti Saiful Mujani Research Centre (SMRC) Sirajuddin Abbas, menilai dukungan GP Ansor bakal menaikkan daya tawar Erick di hadapan parpol maupun warga Nahdlatul Ulama (NU).
“Pertama, Ansor bisa membuka akses Erick ke kantong-kantong suara di jaringan NU. Ansor juga bisa menjadi pasukan darat mensosialisasikan erick di basis-basis masyarakat NU di pedesaan dan jaringan pesantren," kata Sirojuddin pada Rabu (27/4).
“Keuntungan kedua, dukungan Ansor menaikkan daya tawar Erick di hadapan Partai Politik," lanjut dia.
Dengan modal dukungan warga NU, kata dia, maka Erick memiliki basis massa yang dibutuhkan oleh parpol. Namun, Sirojudin menilai keuntungan tersebut tidak serta-merta dapat terealisasi karena butuh kesatuan visi antara Yaqut dengan para kader di seluruh wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, masih ada kemungkinan kader NU di daerah tidak manut dengan keputusan Gus Yaqut selaku Ketum GP Ansor.
“Tapi potensi keuntungan tersebut hanya mungkin terealisasi jika kader dan pimpinan Ansor di seluruh wilayah loyal pada putusan pimpinan pusatnya. Sebab, aspirasi politik kader dan aspirasi politik pimpinan Ansor tidak selalu sejalan,” jelas Sirojudin.
Gus Yaqut saat acara 'Apel Kebangsaan dan Kemah Kemanusiaan' di Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta Selatan, Selasa (18/4/2017). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Lebih lanjut, Sirojudin memprediksi GP Ansor tidak akan saklek memberi dukungan Erick sebagai capres. Melihat elektabilitas Erick yang lebih tinggi sebagai cawapres, bukan tidak mungkin nantinya dukungan akan diberikan bagi Erick sebagai kandidat RI-2.
Selain itu, kata dia, parpol juga akan memiliki perhitungan politik tersendiri dengan tidak mengusung Erick sebagai capres.
"Soal posisinya tentu Erick dan partai akan realistis. Elektabilitas Erick sejauh ini belum cukup kompetitif di papan atas, untuk posisi Presiden. Ia jauh di bawah elektabilitas Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Tapi, ia masih punya waktu untuk bekerja lebih baik," jelas Sirojudin.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Sirojudin tak menutup kemungkinan dukungan Gus Yaqut pada Erick akan memperuncing konflik internal di PKB. Sebab, PKB bulan mendukung Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai capres.
"Ya boleh jadi. Sebab, GP Ansor sudah terbuka jadi partisan. Tidak netral lagi untuk urusan Pilpres. Tapi ini kan sikap politik biasa saja. Tidak ada kewajiban moral atau legal bagi Ansor atau Yaqut untuk dukung Muhaimin atau PKB," tutup dia.
=============
Reporter: Nova Sinambela