Dulu Politik dan SARA, Kini Hoaks Didominasi soal COVID-19

23 Oktober 2021 15:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hoaks. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hoaks. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Analis Senior Drone Emprit, Yan Kurniawan, mengungkapkan adanya perpindahan isu hoaks pengguna media sosial di Indonesia selama dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
Dalam diskusi virtual bertajuk “Hoaks, Kualitas Pers, dan Hegemoni Media Sosial”, Yan mengatakan, hoaks di Indonesia saat ini didominasi oleh isu COVID-19. Jenis hoaks yang paling sering dijumpai adalah konspirasi dan vaksin.
“Dua hoaks paling dominan adalah hoaks yang terkait konspirasi, bahwa COVID adalah bikinan asing dan sebagainya. Dan kedua hoaks terkait vaksin, bahwa vaksin mengandung partikel-partikel yang bisa mantau orang dan sebagainya,” ujar Yan, Sabtu (23/10).
Menurut Yan, hoaks ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yang ternyata didominasi oleh isu politik dan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).
“Itu, berita tentang hoaks itu ya, menurut saya menarik. Karena di tahun-tahun sebelum itu tidak ada pola itu. Yang ada adalah, hoaks didominasi oleh isu politik dan SARA,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selama dua tahun masa pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Yan mengungkapkan tercatat 1,98 juta percakapan soal hoaks di media sosial Twitter.
Ilustrasi karantina COVID-19 Foto: Dok. Pixabay
Namun, dari 1,98 juta percakapan hoaks itu, Yan tidak memaparkan angka pasti seberapa banyak hoaks soal COVID-19 dan jumlah dari hoaks soal isu politik/SARA.
Di periode yang sama, sebanyak 50 ribu artikel media online membahas soal hoaks yang bertebaran. Sebagian besar berfokus pada pembahasan serta klarifikasi dari hoaks; semacam hoaxbuster.
Kedua isu hoaks disebarkan dengan pola yang berbeda. Menurut Yan, hoaks soal politik dan SARA didistribusikan atas dasar keyakinan pada pihak tertentu. Contohnya, seseorang yang tidak menyukai satu pihak tertentu, akan menyebarkan berita bohong soal pihak tersebut.
ADVERTISEMENT
Sedangkan soal COVID-19 disebarkan karena rasa takut. Ada kecenderungan untuk melindungi anggota keluarga atau orang terdekat, sehingga mereka membagikan hoaks itu.
===============
Ikuti survei kumparan dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveinews