Dunia Diprediksi Kritis pada Prabowo di Enam Bulan Awal Masa Pemerintahan
29 Februari 2024 10:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Capres 02, Prabowo Subianto menghadiri acara pertemuan relawan Erick Thohir Alumni Amerika Serikat (ETAS), di Plaza Senayan, Jakarta, Senin (22/1). Foto: Dok. Istimewa](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hmt2pdpv2bqzgpfwgzp7tr3v.jpg)
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eks Wamenlu, Dino Patti Djalal, mengungkap waktu krisis bagi Prabowo untuk menentukan konsep politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahannya.
ADVERTISEMENT
Saat ini Prabowo memimpin sementara real count pilpres yang digelar KPU. Jika berhasil memenangkan pemilu, Prabowo akan dilantik pada 20 Oktober 2024 mendatang.
"Enam bulan pertama pemerintahan Prabowo itu akan kritis bagi pandangan dunia internasional terhadap Prabowo," kata Dino saat ditemui di kantor FPCI di Jakarta, Rabu (28/2).
Dino menjelaskan banyak negara yang bertanya kepada dirinya bagaimana konsep politik luar negeri Indonesia di bawah Prabowo.
"Selama saya kemarin ke luar negeri, saya mendapat pertanyaan apakah beliau akan begini atau begitu dari berbagai aspek. Lebih ke pro-Barat atau Tiongkok?" jelas Dino.
"Bagaimana reformasi apakah beliau pro-reformasi atau bagaimana apakah demokrasinya gimana rule of the law, HAM bagaimana. Kemarin saya keliling semua pada nanya itu," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Menurut Dino, mulai sekarang tim dari Prabowo sudah harus merumuskan ke mana arah kebijakan luar negeri Indonesia. Sebab, di semester awal masa pemerintahan Prabowo ada berbagai pertemuan internasional yang harus diikuti oleh pemimpin baru Indonesia itu.
"Enam bulan pertama, kan ada KTT ASEAN, APEC, G20 ini, itu. Itu jadi kesempatan bagi beliau apa konsep politik luar negeri. Dalam dua term kita enggak ada doktrin polurgi, ada polugrinya tapi enggak ada grand strategi," tutur Dino.
"Itu yang ditunggu internasional, apakah ada strategi geo-politik itu harus dirumuskan dari awal," pungkas founder organisasi FPCI tersebut.