Edhy Prabowo dan Hobinya Minum Wine

19 Mei 2021 19:04 WIB
Terdakwa Edhy Prabowo memijat keningnya saat mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (18/5/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Terdakwa Edhy Prabowo memijat keningnya saat mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (18/5/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Minum wine atau anggur diduga menjadi salah satu hobi mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Wine-nya pun diduga tidak sembarangan, anggur impor dari Prancis dan Australia.
ADVERTISEMENT
KPK pun menduga hobi Edhy Prabowo ada kaitannya dengan kasus dugaan suap izin ekspor benih lobster yang menjeratnya. Politikus Gerindra itu diduga memakai uang suap itu untuk membeli wine.
Dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta pun kembali terungkap soal wine tersebut. Tenaga ahli Partai Gerindra Ery Cahyaningrum mengungkap adanya pembelian 26 botol wine impor yang kemudian dikirim ke rumah Edhy Prabowo.
Karyawan swasta Ery Cahyaningrum (kanan) usai menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Dalam keterangannya, Ery mengaku pernah mengirimkan 26 botol wine ke Widya Chandra dan Kalibata. Widya Chandra diduga mengacu ke rumah dinas Menteri Kelautan dan Perikanan yang sempat dijabat Edhy Prabowo.
Sementara Kalibata diduga mengacu ke kompleks rumah dinas anggota DPR. Diketahui bahwa istri Edhy Prabowo, Iis Rosyita, merupakan anggota DPR.
ADVERTISEMENT
"Iya, ada 26 botol. Dikirim ke (rumah dinas) Widya Chandra dan Kalibata," kata Ery di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (19/5).
Karyawan swasta Ery Cahyaningrum (kanan) usai menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Ery menjadi saksi untuk enam terdakwa yaitu Edhy Prabowo, Andreau Misanta Pribadi dan Safri (staf khusus Edhy Prabowo), Amiril Mukminin (sekretaris pribadi Edhy), Ainul Faqih (sespri Iis) dan Siswadhi Pranoto Loe (pemilik PT Aero Cipta Kargo). Mereka didakwa bersama-sama suap menerima 77 ribu dolar AS dan Rp 24,625 miliar sehingga totalnya mencapai sekitar Rp 25,75 miliar dari para pengusaha pengekspor benih benih lobster (BBL) terkait pemberian izin budidaya dan ekspor.
"Jenis wine-nya beda-beda, ada Prancis dan ada Australia," tambah Ery.
Dua jenis wine yang dikirimkan Ery adalah Chateau Pontet-canet Pauillac Grand Cru dan Australian Red Wines.
ADVERTISEMENT
"Ke Widya Chandra itu satu lusin, sisanya satu lusin lebih sedikit ke rumah jabatan anggota Kalibata," ungkap Ery.
Karyawan swasta Ery Cahyaningrum (kanan) usai menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Ery mengaku diminta mengirim anggur ke 2 lokasi tersebut atas permintaan sekretaris pribadi Edhy Prabowo, Amiril Mukminin. Ia mengenal Amiril sejak 2014.
"Awalnya Amiril pesan karena saat itu ada embargo produk Prancis, saya diminta mencarikan dan kebetulan saya ada kenalan importir 'wine' jadi saya hanya perantara saja," ungkap Ery.
Total Ery mendapat bayaran Rp 99,4 juta untuk pembayaran 26 botol wine tersebut.
"Pembayaran melalui dua rekening pertama dari Achmad Bahtiar Rp 50 juta dan kedua dari Amri Rp 49 juta," tambah Ery.
Tersangka dari pihak swasta Amiril Mukminin (kanan) berjalan untuk menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (5/2/2021). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO
"Ini kan namanya Amiril Mukminin, pemimpinnya para mukmin kok malah ditawarkan wine?" tanya anggota majelis hakim Ali Mukhtarom.
ADVERTISEMENT
"Dia pernah bilang suka wine," jawab Ery.
"Dikirim ke Widya Chandra atas nama siapa?" tanya hakim.
"Dikirim pakai kurir atas nama Amiril," jawab Ery.
"Ini Saudara kan tenaga ahli Partai Gerindra kok keterangannya malah terkait dengan wine. Apalagi ini wine mahal 'Chateau Pontet-canet Pauillac Grand Cru', saya pernah minum itu tapi mahal banget," kata ketua majelis hakim Albertus Usada.
Pada sesi saksi lainnya, jaksa KPK sempat menggali soal menggali proses pembelian perabotan rumah tangga untuk mengisi rumah Edhy Prabowo di Muara Enim, Sumatera Selatan.
"Pak Edhy di rumah dinas Widya Chandra pernah tanya 'Siapa ya yang kira-kira bisa bantu saya untuk isi rumah di Palembang', lalu bang Safri katakan 'Yofi saja', saya diam saja, tapi namanya disuruh atasan nggak mungkin saya tolak," kata saksi bernama Yoviana Dwi Nasution.
ADVERTISEMENT
"Lalu saya diskusi dengan bang Safri dan Amiril. Pak Edhy tidak mengatakan secara detail, tapi hanya mengatakan beli sofa, seprai begitu," ungkap Yoviana.
Yoviana yang menjadi sekretaris pribadi Edhy Prabowo tersebut, lalu memesankan sejumlah barang elektronik dan perabotan rumah tangga di Jakarta. Termasuk pembuka botol anggur.
Menurut Yoviana, ia mendapat kiriman uang Rp 200 juta dari Amiril untuk biaya tersebut. Terungkap bahwa uang dikirim dalam dua tahap, yaitu pada 17 November 2020 sebesar Rp 100 juta dan pada 19 November 2020 sebesar Rp 100 juta.
"Saya belikan barang elektronik seperti TV, AC, mesin cuci, lalu ada peralatan rumah tangga seperti serbet, rak piring, gelas, sendok, teko, pembuka botol wine, detailnya saya kurang ingat sudah diserahkan ke penyidik," ungkap Yoviana.
ADVERTISEMENT
Namun, Yoviana belum sempat mengirimkan perabotan tersebut ke Palembang. Sebab Edhy Prabowo keburu terjaring dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK pada 25 November 2020 dini hari.
Terdakwa kasus dugaan suap izin ekspor benih lobster tahun 2020 Edhy Prabowo mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (19/5/2021). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Pada beberapa waktu lalu, Edhy Prabowo mengakui memang suka meminum wine. Namun, ia menyatakan bahwa pembelian wine selalu menggunakan uang pribadinya.
"Saya beli wine dari dulu, saya suka minum wine dan saya membayar dengan uang saya," kata Edhy Prabowo usai pemeriksaan di Gedung KPK Jakarta, Jumat (29/1).
Menurut Edhy, sejak ia menjabat anggota DPR hingga jadi Menteri KP, uangnya dikelola oleh asisten pribadi yang bernama Amiril Mukminin. Saat ini, Amiril juga berstatus tersangka karena diduga bersama-sama menerima suap.
Edhy menyebut uang yang dikelola Amiril termasuk uang reses, kunjungan kerja, hingga operasional saat dia menjabat menteri. Terkait adanya dugaan dari KPK bahwa pembelian wine dari suap, Edhy Prabowo menilai hal itu perlu dibuktikan di pengadilan.
ADVERTISEMENT