Edy Rahmayadi Belum Akan Terima Dosis Kedua Vaksin Sinovac dalam Waktu Dekat

27 Januari 2021 22:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi saat divaksin corona, Kamis (14/1). Foto: Rahmat Utomo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi saat divaksin corona, Kamis (14/1). Foto: Rahmat Utomo/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, sudah menerima dosis pertama vaksin Sinovac pada Kamis (14/1). Akan tetapi, pemberian dosis ke dua masih belum diketahui kapan akan dilakukan.
ADVERTISEMENT
Kadis Kesehatan Sumut, Alwi Hasibuan, mengatakan pemberian dosis ke dua tidak harus 2 Minggu setelah penyuntikan dosis pertama. Sebab rentan waktunya bisa 14 sampai 28 hari.
"Pemberiannya nanti langsung aja nggak pakai upacara lagi, langsung aja, nggak juga besok. Karena itu bisa diberikan 14 sampai 28 hari. Besok beliau kan di Kabupaten Langkat," kata Alwi kepada kumparan, Selasa (27/1).
Alwi tidak merinci kapan jadwal penyuntikan kepada Edy dilakukan. Namun kata dia, pemberian vaksin akan dilakukan secara personal, tidak dibuatkan kegiatan seremonial seperti sebelumnya.
"Pemberian ke dua tahap pertama, enggak dibuat acara. Mungkin yang lain-lainnya besok, anggota jalan ke Kodam Polda dan lain-lain," ujar Alwi.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi saat divaksin corona, Kamis (14/1). Foto: Rahmat Utomo/kumparan

Pemprov Sumut Akan Terima 32.880 dosis Vaksin Sinovac

Selain itu, Alwi mengungkapkan pada Kamis (28/1), Pemprov Sumut akan menerima 32.880 dosis vaksin Sinovac.
ADVERTISEMENT
"Itu vaksin terakhir yang dikirim untuk tahap pertama. Sebelumnya juga sudah sampai juga 114.840 vial," ujar Alwi.
Vaksinasi tahap pertama diprioritaskan bagi tenaga kesehatan. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah kota/Kabupaten.
"Tujuannya untuk mematangkan konsep (pendistribusian) dengan bupati/wali kota lalu tadi juga rapat dengan kadinkes dan dirut rumah sakit di Sumut," ujarnya.
Sedangkan vaksinasi tahap ke dua, rencananya akan dilaksanakan bulan Maret.
"Itu untuk masyarakat kelompok berisiko. Tapi belum tahu (berapa) jumlahnya," tandas Alwi.