

ADVERTISEMENT
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi prihatin dengan tragedi tewasnya 30 orang saat kebakaran pabrik korek api gas, di Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, Sumut.
ADVERTISEMENT
Edy mempertanyakan keberadaan pabrik korek api gas milik PT Kiat Unggul itu yang ternyata tak memiliki izin usaha, namun sudah cukup lama beroperasi di Desa Sambirejo. Ia akan mengevaluasi hal ini.
"Sudah ditangani dengan yang berwajib. Ada pabrik mancis (korek gas) tapi di tengah permukiman, ini kenapa sudah sekian lama tidak ketahuan? ini (akan) kita evaluasi," ujar Edy di sela-sela pelantikan petugas haji di Asrama Haji Medan, Sumut, Selasa (25/6).
Atas peristiwa ini, Edy berjanji akan membantu keluarga korban yang ditinggalkan, termasuk memberikan biaya santunan. Mengingat rata-rata karyawan pabrik yang tewas berasal dari masyarakat menengah ke bawah yang hanya bergaji di Rp 500-700 per bulan di pabrik itu .
ADVERTISEMENT
"Jangan kan yang musibah, yang tidak musibah aja kita bantu," ujar Edy Singkat.
Kebakaran pabrik korek api di PT Kiat Unggul terjadi pada Jumat (21/6) siang. Akibat kejadian ini, 30 orang tewas terbakar karena terjebak di dalam pabrik itu, karena pintu depan pabrik digembok oleh mandor.
Kronologi kejadian diwali dengan pecahnya salah satu tabung korek gas yang mengenai tabung korek gas lainnya, sehingga terjadi ledakan yang membakar pabrik dan menewaskan 30 korban di dalamnya. Termasuk lima di antaranya merupakan anak dari karyawan pabrik yang dibawa ikut berkerja.
Atas insiden itu, polisi berhasil mengamankan tiga tersangka, yakni Direktur Utama PT Kiat Unggul (KU), Indramawan (68) warga Jakarta, lalu Manajer Operasional Burhan (37) dan Manajer Personalia Lisam Warni (43) yang berasal dari Medan.
ADVERTISEMENT