Edy Rahmayadi: Masih Banyak Masyarakat Tak Percaya COVID-19, Coba Lihat di Pasar
ADVERTISEMENT
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyayangkan masih banyak masyarakat tidak mentaati protokol kesehatan. Menurutnya, mereka tidak menerapkan protokol kesehatan karena tidak mempercayai COVID-19.
ADVERTISEMENT
Padahal Edy menuturkan, pihaknya sudah secara masif mensosialisasikan bahaya COVID-19.
“Masyarakat belum terlalu percaya benar bahwa COVID-19 ini ada. Karena masih ada orang yang mem-booming-kan bahwa COVID itu politik, menciderai rakyat. Macam-macam, padahal ini COVID adalah virus yang membahayakan manusia,” kata Edy kepada wartawan di Medan, Rabu (7/7).
Mantan Pangkostrad ini menjelaskan, meski prokes sudah disosialisasikan, masih banyak masyarakat abai. Contohnya, di pasar tradisional.
“Ini tolong lakukan edukasi kepada seluruh masyarakat. Wartawan harus memberikan pengetahuan kepada mereka semua,” imbuh Edy.
PPKM Mikro
Sebelumnya, Edy telah mengeluarkan instruksi gubernur untuk memperpanjang PPKM Mikro di 12 kabupaten/kota sejak Selasa (6/7) hingga (20/7). Keputusan itu diambil akibat lonjakan COVID-19 di Sumut.
"Instruksi Gubernur tersebut merupakan tindak lanjut dari instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 tahun 2021 tentang perpanjangan PPKM Mikro dan pengoptimalan posko penanganan COVID-19 di tingkat desa dan kelurahan,” kata Kadis Kominfo Sumut Irman Oemar.
ADVERTISEMENT
Wilayah yang diperpanjang ada 12, yakni:
Di antara 12 wilayah yang menerapkan PPKM Mikro, Kota Medan dan Sibolga masuk kriteria COVID-19 level empat. Sebab angka penularan dan kematian di sana tinggi.
"Medan dan Sibolga masuk kriteria level 4 karena ada lebih 30 orang per 100 ribu penduduk dalam satu minggu dirawat di Rumah Sakit, karena COVID-19. Kemudian ada lebih dari 5 kasus kematian per 100 ribu penduduk dan lebih dari 150 kasus aktif per 100 ribu penduduk dalam rentang 2 Minggu," ujar Irman Oemar.