Eijkman Akan Serahkan Bibit Vaksin Merah Putih Maret, Harap EUA Terbit Awal 2022

18 Januari 2021 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis menyiapkan vaksin untuk disuntikkan kepada tenaga kesehatan di RS Siloam, Jakarta, Kamis (14/1). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis menyiapkan vaksin untuk disuntikkan kepada tenaga kesehatan di RS Siloam, Jakarta, Kamis (14/1). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Upaya penanganan pandemi virus corona di Indonesia terus mengalami perkembangan yang positif. Setelah vaksinasi pertama pada 13 Januari lalu, pemerintah terus mengupayakan pemenuhan kebutuhan vaksin dalam negeri dengan pengembangan vaksin Merah Putih.
ADVERTISEMENT
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio, mengatakan, pihaknya berhasil menyelesaikan pengembangan vaksin Merah Putih sesuai jadwal.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof Amin Soebandrio. Foto: Youtube/@DPMPTSP DKI Jakarta
Menurut Amin, pihaknya berencana menyerahkan bibit dari batch pertama vaksin Merah Putih ke Bio Farma pada Maret 2021.
"Jadi kami sejak awal diberikan waktu hanya maksimum 12 bulan untuk vaksin, dan insyaallah pada akhir Maret mendatang kami bisa menyerahkan batch pertama bibit vaksin ini ke Bio farma," ucap Amin dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR, Senin (18/1).
Atas jadwal yang tercapai ini, ia berharap vaksin buatan dalam negeri ini bisa mengantongi izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM pada awal 2022.
"Kita berharap bahwa paling lambat di awal 2022 sudah bisa mendapatkan EUA dan bisa mulai diproduksi massal," terangnya.
Ilustrasi vaksin. Foto: Shutter Stock
Selain menyerahkan bibit vaksin Merah Putih, Amin memastikan pihaknya bersama Bio Farma berupaya memenuhi tiga syarat penting dari vaksin sebelum diproduksi massal.
ADVERTISEMENT
"Bio Farma harus memproses sesuai dengan kaidah-kaidah yang lazim untuk pengembangan vaksin untuk memastikan bahwa vaksin ini satu aman, yang kedua efektif, dan ketiga halal," terangnya.
"Nah ketiga syarat itu yang harus kami penuhi sehingga dari sekarang pun kami sudah berkomunikasi dengan BPOM maupun pihak MUI untuk memastikan bahwa produk-produk ini memenuhi ketiga syarat tadi," ungkap Amin.
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Salah satu hal yang saat ini sedang dikoordinasikan Eijkman dengan BPOM adalah masalah keamanan seseorang dari ancaman pencemaran bahan vaksin.
"Itu (memastikan keamanan bahan vaksin) butuh suatu proses untuk memastikan bahwa kita melakukan prosedur dengan dengan baik dan itu membutuhkan waktu cukup lama tapi itu sedang kami bicarakan dengan Badan POM, apakah itu memang perlu mendapatkan sertifikasi dari luar negeri atau kita bisa melakukannya sendiri," kata Amin.
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Meski demikian, Amin tetap berharap pengembangan vaksin Merah Putih dapat mendapat dukungan sepenuhnya dari pemerintah, DPR, dan lembaga terkait hingga akhirnya bisa diproduksi massal.
ADVERTISEMENT
"Jadi kami mohon dukungan dari ibu-bapak sekalian agar semua proses bisa berjalan dengan baik," tutupnya.