Eijkman: Corona Terus Bermutasi Jika Virus Fit dan Sesuai dengan Lingkungannya

24 Desember 2020 23:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat virus corona. Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat virus corona. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
Varian baru virus corona dari Inggris kini ikut diwaspadai pemerintah Indonesia. Sebab, negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Australia sudah melaporkan temuan kasus corona pertama dari varian baru tersebut.
ADVERTISEMENT
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio, mengungkapkan mutasi virus corona seperti VIU- 202012/01 dari Inggris ini memang bisa terjadi secara acak.
"Dia bereplikasi, memperbanyak diri, terjadi mutasi secara acak dan terjadi seleksi. Kalau virusnya mutasi dan tambah buruk, dia akan mati. Tapi kalau dia mengalami mutasi yang menyebabkan dia lebih fit di lingkungannya, dia survive," jelas Amin dalam diskusi di YouTube BNPB, Kamis (24/12).
Amin menjelaskan, mutasi virus ini bisa beradaptasi dengan baik karena adanya proses seleksi secara alami.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof Amin Soebandrio. Foto: Youtube/@DPMPTSP DKI Jakarta
Maka dari itu, varian baru virus corona ini dinilainya bisa menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Menurutnya, virus ini tidak mengenal musim maupun geografis, karena Singapura saja yang kondisinya tak jauh berbeda dengan Indonesia sudah melaporkan kasus terbarunya itu.
ADVERTISEMENT
"Itu salah satu upaya virus menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana dia berada. Mutasi-mutasi kalau terjadi terus akan menyebabkan si virus makin fit sebenarnya. Tidak harus makin ganas, tapi dia semakin fit dan sesuai dengan lingkungannya," tuturnya.
Menyikapi sudah semakin dekatnya varian baru corona ini ke Indonesia, Amin meminta masyarakat tidak panik. Meski diakuinya, tidaklah mudah untuk mendeteksi kehadiran virus tersebut karena pintu masuk ke Indonesia yang begitu banyak.
"Intinya kita berhati-hati, bukan panik dan khawatir. Kehadirannya mesti diterjemahkan upaya kita meningkatkan: satu, mendeteksi, kedua adalah merespons, ketiga yakni mencegah jangan sampai mudah masuk ke Indonesia. Memang tak mudah untuk mendeteksi itu, karena pintu kita terlalu banyak juga," tutup Amin.
ADVERTISEMENT