Vaksinasi Gotong Royong- Sika Indonesia

Eijkman Pastikan Vaksin Tetap Ampuh Lindungi Diri dari Mutasi Corona

24 Juni 2021 9:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses vaksinasi gotong royong untuk karyawan Perusahaan Sika Indonesia di Cileungsi, Bogor. Foto: Sika
zoom-in-whitePerbesar
Proses vaksinasi gotong royong untuk karyawan Perusahaan Sika Indonesia di Cileungsi, Bogor. Foto: Sika
ADVERTISEMENT
Pandemi corona belum berakhir, guna menekan kasus yang terus bertambah, pemberian vaksin terus diupayakan pemerintah. Pemberian vaksin merupakan solusi yang dianggap paling tepat mengurangi jumlah kasus infeksi corona yang sudah mulai bermutasi di beberapa negara, termasuk yang masuk ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal itu dipastikan Wakil Kepala Lembaga Eijkman Bidang Penelitian Fundamental, Prof. Herawati Sudoyo. Ia menerangkan sebagian besar produsen vaksin corona mencoba mencapai tingkat efikasi hingga 70 persen.
Hingga saat ini, penelitian menunjukkan tidak ada satu pun vaksin COVID-19 yang tidak efektif menangkal mutasi virus.
“Kendati begitu, memang ada penurunan efikasi saat vaksin COVID-19 melawan mutasi virus COVID-19 ini. Namun hal itu tidak mengurangi makna perlindungan yang diberikan vaksin COVID-19 itu sendiri,” terang Prof. Herawati dikutip dari siaran pers Kominfo, Kamis (24/6).
Presiden Jokowi (kiri) melihat proses vaksinasi gotong royong yang dilselenggarakan PT Unilever Indonesia, Cikarang, Selasa (18/5). Foto: Dok. Biro Pers Setpres
Terkait upaya pemerintah menyukseskan program vaksinasi, Prof. Herawati mendorong para ilmuwan untuk perlu berbicara demi meluruskan kesimpangsiuran informasi dengan menegakkan bukti dan data-data ilmiah.
“Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) akibat vaksinasi COVID-19, misalnya. Hanya terjadi di berapa persen dari sekian juta orang yang sudah divaksinasi. Akan tetapi hal-hal kecil inilah yang masuk pemberitaan dan menjadi besar. Saya pikir di sinilah porsi ilmuwan berbicara dengan data-data,” ungkap Prof. Herawati.
ADVERTISEMENT
Prof. Herawati juga tak lupa mengingatkan masyarakat untuk terus disiplin prokes meski sudah divaksin. Menurutnya, protokol kesehatan adalah upaya ganda melindungi diri dari mutasi corona.
“Saya kira kalau kita bisa bekerja sama dengan baik, semua masalah mengenai vaksinasi bisa teratasi. Kalau seandainya semua sudah divaksinasi, sekali lagi kita harus mengingatkan vaksin bukan satu-satunya cara untuk mengalahkan virus ini," ujarnya.
"Jadi yang sudah mulai longgar protokol kesehatannya karena adanya program vaksinasi harus kita perketat protokol kesehatan kita lagi karena adanya mutasi virus baru yang sudah bertransmisi lokal,” imbuh Prof. Herawati.
Petugas melakukan pemeriksaan awal terhadap masyarakat yang akan menjalani vaksinasi COVID-19 di kawasan Ubud, Gianyar, Bali, Selasa (16/3). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Di sisi lain, Communication Specialist UNICEF, Rizky Ika Safitri, juga menyarankan penggunaan komunikasi sederhana yang mudah dipahami masyarakat akan turut membantu menyukseskan program vaksinasi.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga terus berupaya mendatangkan vaksin COVID-19 melalui beragam jalur untuk menyukseskan program vaksinasi.
Juru Bicara Vaksinasi Bio Farma, Bambang Heriyanto, menyampaikan hingga akhir 2021, produsen vaksin seperti Sinovac sudah memberi komitmen mengirimkan vaksin dalam bentuk bulk sejumlah 260 juta dosis.
Vaksinasi Lansia di Kawasan Objek Wisata Tsunami Aceh. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Ada juga vaksin yang akan didatangkan dari jalur kerja sama multilateral atau fasilitas COVAX yang kini telah datang sebanyak 8 juta dosis.
“Kemudian kita juga punya sumber lain dari perjanjian bilateral dengan AstraZeneca dengan komitmen sebesar 50 juta, Novavax 50 juta, dan apabila dari COVAX kita bisa mendapatkan komitmen hingga 20% dari jumlah penduduk, kita bisa mencukupi kebutuhan dosis vaksin untuk herd immunity,” ujar Bambang Heriyanto.
Infografik Sasaran Prioritas Vaksinasi Corona Tahap III. Foto: Tim Kreatif kumparan
---------------------------------------
Punya pertanyaan seputar vaksin? Cek Vaksinesia.com
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten