Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Eks Intel Saudi Ungkap Sifat Asli Pangeran MBS: Psikopat Tanpa Empati
26 Oktober 2021 16:44 WIB
ยท
waktu baca 3 menitDiperbarui 7 Maret 2022 18:42 WIB

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski berpangkat sebagai penerus takhta, MbS disebut-sebut sebagai penguasa de facto Negeri Petro Dolar. Sejumlah keputusan penting di Saudi ada di tangan MBS.
Menurut Saad, MBS adalah orang tak bisa dipercaya. Saad bahkan menuding MbS tidak punya hati.
Penuturan Saad disampaikan saat diwawancarai oleh saluran televisi Amerika Serikat, CBS, dalam acara "60 Minutes". Sejak 2017, Saad kabur dari Saudi dan hidup di pengasingan di Kanada.
Saat diwawancarai CBS, Saad pernah diberi tahu oleh seorang rekannya bahwa nyawanya dalam bahaya. MbS menginginkan kematian dirinya usai jurnalis Saudi pengkritik kebijakannya, Jamal Khashoggi, terbunuh di konsulat Saudi di Istanbul.
Saad sendiri merupakan orang dekat dan salah satu penasihat utama Mohammed Bin Nayef. Pria itu pernah menjabat sebagai Mendagri dan Putra Mahkota Saudi.
Namun, karier politik Nayef dijegal oleh MBS. Nayef yang dianggap sebagai rival dipenjara atas berbagai tudingan. Tersingkirnya Nayef jadi alasan Saad kabur ke Kanada.
ADVERTISEMENT
Saat sudah tiba di Kanada, Saad mengaku hidupnya tidak tenang. Dia takut bisa dibunuh kapan dan di mana saja.
Bahkan Saad mengaku enam orang pembunuh pernah dikirim ke Kanada untuk menghabisi nyawanya pada 2018. Beruntung, Pemerintah Kanada terlebih dulu mendeportasi enam orang itu.
Peristiwa itu, kata Saad, menjadi salah satu bukti betapa bengis dan ambisiusnya Pangeran MBS.
"(MBS) seorang psikopat tanpa empati, tidak punya perasaan dan tidak pernah belajar dari pengalaman," ucap Saad seperti dikutip dari The Guardian.
Saad pada 2019 pernah mengajukan gugatan ke pengadilan AS atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadapnya.
Saad Sebut MbS Berencana Bunuh Raja Abdullah
Saad mengatakan, MBS ingin nyawanya melayang karena banyak bukti terkait berbagai rencana jahat sang Putra Mahkota yang diketahuinya. Salah satunya soal rencana MbS membunuh Raja Abdullah yang saat itu berkuasa di Saudi.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku memegang rekaman soal dugaan rencana busuk MBS dulu. Dalam rekaman tersebut MbS ingin membunuh Raja Abdullah agar ayahnya, Raja Salman, naik takhta.
"Saya ingin membunuh Raja Abdullah. Saya punya racun dari Rusia," ucap Saad menirukan perkataan MBS dalam rekaman.
"Saya hanya cukup menyalami dia dan semua akan beres. Kami menganggap itu serius," sambung dia.
Dikutip dari Reuters, Saad juga menyebut MBS merupakan ancaman bagi masyarakat Arab Saudi, Amerika, dan seluruh dunia.
Tahun lalu, pengadilan Saudi memenjarakan dua anak Saad karena pencucian uang dan konspirasi untuk melarikan diri dari kerajaan secara tidak sah, tuduhan yang mereka bantah.
"Saya harus angkat bicara. Saya memohon kepada rakyat Amerika dan pemerintah Amerika untuk membantu saya membebaskan anak-anak itu dan memulihkan kehidupan mereka," ujar Saad.
ADVERTISEMENT
Tanggapan Pihak Arab Saudi
Semua tuduhan Saad belum dikomentari secara langsung oleh Saudi. Pemerintah Saudi hanya merespons bahwa Saad punya rekam jejak kriminal termasuk korupsi.
Pengacara Pangeran MbS menyangkal tuduhan Saad dan mengatakan MBS memiliki kekebalan hukum di Amerika Serikat sebagai kepala negara asing.
Tahun lalu, pengacara MBS, Michael Kellogg, menolak tuduhan itu dan menggambarkannya sebagai "penuh drama."
*****
Jangan lewatkan informasi seputar Festival UMKM 2021 kumparan dengan mengakses laman festivalumkm.com. Di sini kamu bisa mengakses informasi terkait rangkaian kemeriahan Festival UMKM 2021 kumparan, yang tentunya berguna bagi para calon dan pelaku UMKM.