Eks Napiter ke Kelompok Teroris: Jangan Beraksi Saat Corona, Tindakan Biadab

6 Mei 2020 19:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Teroris Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Teroris Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Mantan napi teroris, Sofyan Tsauri, menyampaikan seruannya bagi para anggota kelompok teroris agar tak melancarkan aksinya saat pandemi virus corona. Sofyan mengingatkan, tindakan itu adalah sesuatu yang teramat biadab.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, masyarakat tengah berjuang untuk bertahan hidup di saat situasi sulit saat ini.
“Jangan gunakan kesempatan dalam kesempitan (beraksi). Itu adalah tindakan yang biadab di tengah situasi serba sulit,” ungkap Sofyan dalam sesi diskusi bertajuk ‘Waspada Kejahatan Terorisme di Era Corona’ yang digelar forum SekalilagiID, Rabu (6/5).
“Yang seharusnya kita berwasiat pada kesabaran dan kebenaran, tapi kita gunakan untuk mengail di air keruh, menggunting dalam lipatan jika masih gunakan untuk memuluskan paham-paham kita,“ imbuhnya.
Sofyan Tsauri. Foto: Antara Foto
Seruan di atas, Sofyan sampaikan saat mengulas potensi ancaman teroris saat pandemi virus corona. Menurutnya, situasi yang serba sulit dan kacau akibat wabah, besar kemungkinan dimanfaatkan oleh para teroris.
Menurutnya, krisis dan kekacauan adalah sumber perilaku para teroris sehingga bisa berkembang dan ideloginya terus tumbuh. Mereka akan memanfaatkan isu-isu liar yang menyerang pemerintahan dalam menimbulkan kegamangan masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Artinya apa, kelompok-kelompok ini, mereka memanfaatkan ketidakbecusan mengelola konflik di sebuah negara, itu akan dimanfaatkan,” ujar pengamat terorisme itu.
Ilustrasi teroris. Foto: Indra Fauzi/kumparan
Sofyan sudah mulai melihat tanda-tanda seperti itu di Indonesia, terutama di dunia online. Teranyar, polemik TKA China pun menjadi isu yang dimanfaatkan jihadis untuk menebar ketidakpercayaan kepada pemerintah dan menebar kebencian.
“Berapa kita lihat isu seperti, saya juga ikut dalam beberapa grup misalnya, muslim cyber army dan sebagainya, itu terus isu-isu seperti ini digoreng sedemikian rupa,“ ujarnya.
Bahkan menurut Sofyan, isu yang diangkat tak hanya dalam negeri namun juga internasional. Mereka, kata Sofyan, ingin membuktikan bahwa masyarakat Indonesia lemah terhadap pengaruh asing.
“Di beberapa sosial media di Facebook misalnya, itu malah, saya tidak tahu berita ini sudah terkonfirmasi atau belum, tentang pembakaran toko-toko China di Nigeria. Beritanya di-screenshot kemudian diberitakan disebarkan bagaimana mereka mengatakan bahwa ras Afrika itu jauh lebih peka daripada ras orang-orang Jawa, maksudnya menyindir bahwa kenapa orang di Indonesia tidak menyalahkan orang China ini,” tuturnya.
Sofyan Tsauri. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Diketahui, Sofyan adalah mantan anggota Jemaah Ansharut Daulah (JAD) yang kemudian bergabung dengan jaringan teroris Al Qaida Asia Tenggara dengan nama Abu Ayas. Ia ditangkap Densus 88 di kawasan Narogong, Bekasi, 6 Maret 2010.
ADVERTISEMENT
Setelah tertangkap, Sofyan divonis penjara 10 tahun oleh Pengadilan Negeri Depok. Ia bebas karena mendapat remisi sejak 21 Oktober 2015. Saat ini, ia telah tobat dan memilih menjadi seorang pengamat terorisme.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
--------------------------------
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.