Eks PM Maroko Picu Amarah Akibat Sebar Teori Homofobik soal Cacar Monyet

28 Juli 2022 15:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar mikroskop elektron (EM) menunjukkan partikel virus monkeypox dewasa berbentuk oval serta partikel bulan sabit dan bulat dari virion yang belum matang, diperoleh dari sampel kulit manusia. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Gambar mikroskop elektron (EM) menunjukkan partikel virus monkeypox dewasa berbentuk oval serta partikel bulan sabit dan bulat dari virion yang belum matang, diperoleh dari sampel kulit manusia. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Mantan Perdana Menteri Maroko, Saad Eddin El Othmani, menghadapi kecaman lantaran mengunggah teori homofobik tentang cacar monyet pada Senin (25/7/2022).
ADVERTISEMENT
"Sebagian besar kasus cacar monyet modern ditularkan secara seksual, dan sebagian besar dari mereka yang terinfeksi adalah pria homoseksual, menurut penelitian terbesar tentang masalah ini," cuit Senin, El Othmani, dikutip dari The New Arab, Kamis (28/7/2022).
"Pelajaran yang dipetik adalah bahwa menyimpang dari kodrat berbahaya bagi manusia, kesehatannya, hidupnya, dan bahkan keberadaannya," imbuh dia.
Gerakan LGBTQ+, Queers of North Africa (QONA), segera menyanggah pernyataan El Othmani. Pihaknya menegaskan, El Othmani menyalahartikan artikel yang dia unggah sebagai bukti ilmiah.
QONA menegaskan, El Othmani menyesatkan masyarakat dengan cuitannya. Sebab, dia menyamakan cacar monyet dengan AIDS. Maroko sendiri belum menemukan kasus cacar monyet.
Sebuah gambar yang dibuat selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), 1996 hingga 1997, menunjukkan tangan seorang pasien dengan ruam akibat cacar monyet. Foto: Reuters
Pakar kesehatan menekankan, virus itu bukanlah Penyakit Menular Seksual (PMS). Tetapi, cacar monyet menginfeksi melalui kontak fisik yang dekat. Sehingga, virus itu dapat menyebar ke pasangan seksual.
ADVERTISEMENT
"Sebagian besar kasus cacar monyet baru-baru ini telah ditularkan melalui kontak seksual, menurut penelitian terbesar hingga saat ini. Ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka yang terkena adalah laki-laki homoseksual," tulis artikel dari media Prancis yang diunggah El Othmani, C-news.
Komunitas LGBTQ+ telah menjadi sasaran stigma usai krisis AIDS selama 1980-an dan 1990-an. Joint United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) kini memastikan agar kekerasan itu tidak terulang selama wabah cacar monyet.
Para dokter mengkhawatirkan, stigma itu dapat mencegah orang-orang menyadari ketika mereka terinfeksi cacar monyet.
"[El Othmani] mendorong stigma dan kekerasan terhadap komunitas LGBTQ," tegas QONA.
Infografik Waspada Cacar Monyet. Foto: kumparan
Sebagaimana anggota lain dari Partai Keadilan dan Perkembangan (PJD) di Maroko, El Othmani menunjukkan homofobia secara terbuka.
ADVERTISEMENT
Mantan PM Maroko dan Kepala PJD, Abdelilah Benkirane, mengungkapkan kebencian itu pula pada 2021. Dia memperingatkan, orang-orang homoseksual di negara itu akan dijatuhi hukuman.
Anggota PJD, Mustapha Ramid, juga memberikan komentar serupa. Dia menggambarkan orang homoseksual sebagai sampah.
Hukum negara itu memidana hubungan seksual sesama jenis. Maroko bahkan menempati peringkat ke-30 sebagai tujuan perjalanan paling tidak aman bagi komunitas LGBTQ+.
"Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak senonoh atau melawan kodrat dengan orang yang berjenis kelamin laki-laki, diancam dengan pidana penjara enam bulan sampai tiga tahun dan denda 200 sampai 1.000 dirham (Rp 4 juta), kecuali perbuatan itu merupakan pelanggaran yang lebih berat," bunyi Pasal 489 KUHP.