Eksekutif Mahasiswa UB Tolak Tunda Pemilu dan Perpanjangan Masa Jabatan Presiden

18 Maret 2022 18:59 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lambang Universitas Brawijaya. Foto: Prasetia Fauzani/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Lambang Universitas Brawijaya. Foto: Prasetia Fauzani/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya (EM UB) menolak wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden Republik Indonesia. Presiden EM UB Nurcholis Mahendra mengatakan, penundaan pemilu sama dengan mencederai semangat reformasi yang sudah diperjuangkan.
ADVERTISEMENT
“Kita juga bisa berkaca dari sejarah yang sudah terjadi. Ketika tidak ada batasan masa jabatan presiden di Indonesia saat pra-reformasi. Di mana proses berjalannya negara, sangat terasa pembungkaman,” kata Mahendra, Jumat (18/2).
Selain itu, Mahendra menilai, kepemimpinan Presiden Jokowi selama dua periode ini masih banyak kebijakan yang kontra produktif terhadap kepentingan masyarakat dan lebih banyak menguntungkan elite politik.
“Jika wacana ini terealisasikan akan makin besar trust issue masyarakat pada pemerintah” katanya.
Mereka menilai, ada inkonsistensi pernyataan Presiden Jokowi. Pada 15 Maret 2021 mengatakan tidak ada niat menjadi presiden tiga periode. Sedangkan, 4 Maret 2022 membolehkan siapa pun mengusulkan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan.
EM UB menyatakan bahwa pemilu merupakan hal fundamental dan bukti konkret bahwa demokrasi benar-benar ditegakkan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mahendra berharap semangat reformasi pada masa terdahulu tidak dicederai oleh pemerintah. Apalagi hanya untuk kepentingan pribadi ataupun partai politik.
Reporter: Gabriel Jhon