Elon Musk Berpaling dari Partai Demokrat, Kini Dukung Partai Republik

20 Mei 2022 11:51 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Elon Musk, CEO Tesla. Foto: Joe Skipper/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Elon Musk, CEO Tesla. Foto: Joe Skipper/Reuters
ADVERTISEMENT
CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk mengatakan pada Rabu (18/5/2022) telah berpindah haluan dari pendukung Partai Demokrat menjadi pemilih Partai Republik Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
"Dulu saya memilih Demokrat, karena mereka (kebanyakan) adalah partai (pembawa) kebaikan. Tapi mereka telah menjadi partai perpecahan & kebencian, jadi saya tidak bisa lagi mendukung mereka dan akan memilih Republik," tulis Musk dalam cuitannya di Twitter.
"Sekarang, saksikan (bagaimana) kampanye trik kotor mereka terhadap saya terungkap," sambung Musk, pria terkaya di dunia yang baru-baru ini membeli perusahaan Twitter itu.
Selain itu, Musk juga mengatakan akan mencabut blokir Twitter terhadap mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang merupakan seorang politikus Partai Republik.
Diberitakan BBC, Trump sempat diblokir secara permanen dari Twitter akibat tindakan kontroversialnya seperti menghina musuh, memecat pejabat, menyangkal berita palsu dan melampiaskan keluhan.
Trump sering kali menggunakan semua huruf kapital dan tanda seru untuk menggarisbawahi dan menegaskan maksud dan tujuannya.
ADVERTISEMENT
"Akun Twitter Presiden AS Donald Trump ditangguhkan secara permanen karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut", kata pihak Twitter pada Sabtu (9/1/2021), dikutip dari BBC.
Karena secara resmi telah membeli Twitter, Musk dapat mengembalikan Trump kembali ke media sosial dengan pengguna setidaknya sejumlah 300 juta orang di seluruh dunia itu.
Musk juga mengatakan Twitter telah berhaluan ke sayap kiri dengan keberadaan kantor pusatnya di California yang terkenal dengan politik progresifnya itu.
CEO Tesla Inc, Elon Musk berjalan di samping layar yang menunjukkan gambar mobil Tesla Model 3. Foto: REUTERS/Aly Song
Akibat cuitan Musk terkait dukungannya terhadap Partai Republik itu, saham Tesla langsung turun sebanyak 6,8 persen di hari yang sama dan nama Tesla telah dihapus dari indeks berkelanjutan.
Tak hanya itu, berbagai tweet bermunculan mengejek Musk sebagai 'Elon yang malang' dan cuitan-cuitan itu menjadi trending di Twitter.
ADVERTISEMENT
"Elon yang malang mungkin hanya menjadi orang terkaya ke-2 atau ke-3 di dunia sekarang," kata seorang pengguna Twitter.
"Elon yang malang. Tidak ada orang liberal yang akan membeli mobilnya lagi, ketika ada begitu banyak pilihan yang lebih bagus," kata pengguna Twitter lain.
Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX. Foto: REUTERS/Kevin Lamarque
Elon Musk merupakan salah satu orang yang kerap mengkritik pemerintahan Biden dan Partai Demokrat. Hal ini diduga akibat kebijakan pajak bagi miliarder di bawah pemerintahan Biden yang lebih ketat. Lebih banyak insentif pajak dikenakan untuk kendaraan listrik yang dibuat Tesla, dan perusahaan itu pun tidak memiliki serikat pekerja di pabriknya di AS.
Tahun lalu, Tesla, yang menganggap California sebagai pasar terbesarnya di Amerika Serikat, memindahkan kantor pusatnya dari California ke Texas yang lebih konservatif secara politik.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Musk juga memindahkan kediaman pribadinya dari California ke Texas yang tidak menerapkan pajak penghasilan bagi negara bagian.
Musk dikabarkan telah menjual saham Tesla senilai sekitar USD 25 miliar atau senilai 366 juta rupiah sejak tahun lalu untuk membayar pajak dan membiayai akuisisi Twitter yang diusulkannya.