Emil Dardak: Kesembuhan di Jatim Meningkat karena Sebelumnya Banyak yang Positif

2 Agustus 2021 18:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wagub Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Wagub Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Jawa Timur (Jatim) merupakan salah satu provinsi dengan kasus konfirmasi corona harian tertinggi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
ADVERTISEMENT
Per 1 Agustus 2021, sebanyak 3.671 kasus corona baru dilaporkan Jatim dan membuatnya berada di urutan kedua setelah Jawa Tengah. Sementara itu, angka kematian terlapor sebanyak 330 kasus. Ini juga yang tertinggi setelah Jawa Barat.
Walau demikian, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menyampaikan bahwa kasus kesembuhan jauh lebih tinggi dibanding dengan kasus konfirmasi.
Hal ini ia sampaikan dalam diskusi virtual 'Pelacakan Kontak: Mengoptimalkan Dukungan Masyarakat dalam 3T' yang disiarkan di YouTube BNPB.
"Jadi, situasi hari ini memang kita lihat, jadi sembuh 5.988, konfirmasi baru 3.671, tetapi ini data tanggal 1 Agustus, kalau data kesembuhan ini memang sekarang itu dia begitu sudah sekian hari akan dicek kondisinya apakah, mohon maaf, meninggal atau tidak, kalau tidak, dinyatakan sembuh. Jadi, angka kesembuhan ini akan banyak berkorelasi juga dengan angka kasus konfirmasi positif sekian hari dikurangi yang meninggal," kata Emil, Senin (2/8).
ADVERTISEMENT
Meningkatnya angka kesembuhan ini disadari Emil memang karena adanya peningkatan jumlah kasus positif. Sehingga, otomatis angka kesembuhan juga pasti akan banyak.
"Nah, inilah yang membuat angka kesembuhan menjadi meningkat pesat karena yang kemarin sakit banyak, yang meninggal sekian, dan yang sembuh jadi banyak. Tetapi yang membuat kita bersyukur angka kesembuhan lebih tinggi daripada angka kematian," tambahnya.
Data harian yang dilaporkan setiap daerah cenderung menurun ketika akhir pekan. Hal ini juga yang menurut Emil perlu diperiksa kembali. Menurutnya, memang pada saat hari libur, jumlah tes yang dilakukan lebih sedikit dari hari biasanya.
"Walaupun kalau weekend kita harus cross-check lagi datanya karena ada kecenderungan lab itu tes tidak terlalu banyak di akhir pekan, Sabtu maupun Minggu," pungkas Emil.
ADVERTISEMENT