Epidemiolog Imbau Balita Tak Diajak Mudik dengan Transportasi Umum

8 April 2022 17:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dicky Budiman, epidemiolog dari Griffith University Australia. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dicky Budiman, epidemiolog dari Griffith University Australia. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Antusiasme masyarakat dalam menyambut mudik Lebaran sangat tinggi. Setelah tahun-tahun sebelumnya terdapat larangan mudik akibat tingginya kasus COVID-19 di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, Ahli Epidemiologi asal Griffith University Australia, Dicky Budiman menyarankan pada anak di bawah 5 tahun untuk tidak dipaksakan ikut mudik Lebaran.
“Saya tidak terlalu menyarankan ya, kalau anak di bawah 5 tahun dipaksakan ikut, kecuali kendaraannya pribadi dengan orang-orang yang diketahui sudah divaksin,” ungkap Dicky melalui pesan singkat, Jumat (8/4).
Hal ini dikarenakan kendaraan umum cukup berisiko dalam penyebaran virus, bukan hanya untuk anak di bawah 5 tahun tetapi juga pada ibu hamil, lansia, dan orang yang memiliki komorbid.
“Kalau kendaraan umum agak sulit ya, berisiko saya tidak menyarankan. Termasuk dengan ibu hamil, lansia, dan yang punya komorbid. Kalau tidak kendaraan pribadi maka akan berisiko, karena akan ada potensi paparan interaksi dengan orang lain,” jelas Dicky.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Dicky juga menyatakan bahwa masyarakat yang hendak mudik harus dipastikan dalam kondisi yang fit dan tidak ada gejala seperti demam ataupun batuk pilek.
“Kemudian pastikan bahwa ketika pergi itu benar-benar fit ya, tidak ada gejala apa pun, terutama demam, batuk pilek. Kalau sakit tunggu saja sampai reda bahkan kalau sampai parah, baru tes rapid test antigen,” katanya.
Kesempatan mudik Lebaran ini juga membuat masyarakat untuk memiliki penilaian risiko mandiri untuk memproteksi diri dan mencegah lonjakan kasus yang tinggi di Indonesia.
“Adanya kesempatan mudik ini tentu harus bisa dimanfaatkan masyarakat, masing-masing individu harus mengukur diri dengan yang namanya penilaian risiko mandiri, memastikan ‘oh saya sudah booster’ ‘oh saya sudah 2 dosis’,” tutupnya.
ADVERTISEMENT
Mudik Lebaran memang menjadi momen yang dimanfaatkan masyarakat untuk berkumpul dengan sanak saudara. Namun, bukan berarti momen berharga tersebut berubah menjadi momen penyebaran virus apabila masyarakat lalai dalam penerapan protokol kesehatan.