Epidemiolog: RI Masih Berisiko Gelombang 3 Pandemi Corona, Vaksinasi Belum 50%

11 September 2021 18:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah tenaga kesehatan merawat pasien positif COVID-19 di RSDC, Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/5/2021). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah tenaga kesehatan merawat pasien positif COVID-19 di RSDC, Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/5/2021). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kasus COVID-19 di Indonesia tampak menunjukkan penurunan dalam beberapa hari terakhir.Penambahan kasus harian nasional cukup stabil berada di bawah 10.000 kasus per harinya.
ADVERTISEMENT
Namun, capaian ini dinilai bukan berarti Indonesia sudah aman dari adanya potensi gelombang ketiga pandemi. Hal tersebut disampaikan oleh epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman.
“Potensi gelombang ketiga kita belum hilang, potensinya besar. Karena apa? Karena jumlah penduduk Indonesia yang belum divaksinasi lengkap masih jauh lebih dominan, belum 50 persen, masih jauh,” jelas Dicky kepada kumparan, Sabtu (11/9).
Dikutip dari situs resmi vaksinasi COVID-19 Nasional Kementerian Kesehatan RI, saat ini baru 19,94 persen dari total populasi yang sudah divaksinasi dosis penuh (41.534.340 juta dosis).
“Kemudian, jumlah penduduk yang rawan dalam faktor risiko, secara faktor risiko, yang belum divaksinasi masih banyak. Sekitar sepertiga dari provinsi kita, cakupan vaksinasi lansianya masih di bawah 10 persen,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, Dicky berharap vaksinasi di Indonesia dapat terus digenjot, bersamaan dengan kepatuhan dalam penerapan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas).
Dicky menjelaskan, secara nasional, jumlah kasus memang menurun. Tetapi, jika dilihat pada level kabupaten/kota atau provinsi, masih banyak yang kasusnya belum menurun.
Seorang warga lanjut usia (lansia) menerima suntikan vaksin COVID-19 dosis pertama di Kota Baru, Jambi, Selasa (8/6/2021). Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
“Bicara kendali ini, sekali lagi ngga bisa melihat hanya data nasional, agregat. Jadi harus melihat pada level kabupaten/kota. Karena, kan, masyarakat tinggal di situ,” jelas dia.
Selain itu, menurut Dicky, saat ini positivity rate Indonesia menurun karena testing corona juga menurun. Hal ini dinilainya bisa mengurangi tingkat kepercayaan publik. Ia pun meminta pemerintah terus meningkatkan testing corona di Indonesia.
“Jadi yang harus ditingkatkan ini, ya, testingnya, sehingga tingkat kepercayaannya juga jadi lebih besar. Masa krisis ini belum berakhir, pandemi ini masih panjang, belum selesai. Responsnya enggak bisa mengendur,” tegas dia.
Infografik tingkatkan daya tahan tubuh saat pandemi. Foto: Tim Kreatif kumparan
Per Sabtu (11/9), kasus COVID-19 Indonesia bertambah 5.001 orang. Angka ini menurun dibandingkan hari sebelumnya, yaitu 5.376 infeksi.
ADVERTISEMENT
Jumlah warga yang diperiksa pada hari ini sebanyak 143.135 orang, menurun dari hari sebelumnya yaitu 149.780 orang. Kematian akibat COVID-19 hari ini berjumlah 270 jiwa, berkurang dari kemarin yang berjumlah 315 orang.