Epidemiolog Soroti Rapat DPRD DKI di Bogor: Harusnya di Ancol, Luas
ADVERTISEMENT
Rapat DPRD DKI di kawasan Bogor di tengah penyebaran corona yang masih terjadi menjadi sorotan. Alasannya, jumlah peserta yang mencapai 1.000 orang lebih aman dilakukan di gedung dengan sirkulasi yang baik.
ADVERTISEMENT
Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menilai, jika memang butuh lokasi dengan sirkulasi udara yang lebih memadai, harusnya bisa memilih lokasi di Jakarta, bukan di Bogor . Misalnya Ancol, yang juga dikelola BUMD DKI.
"Dalam kondisi Jakarta bukan 2 digit lagi (kasus corona), artinya memang benar harusnya di Jakarta, yang memang misalnya Ancol yang ada pantai, ada pendopo luas," ujar Dicky kepada kumparan, Kamis (22/10).
Dicky menjelaskan, jika ingin menekan laju penularan corona, maka mobilitas masyarakat juga harus diatur. Jika kasus corona di suatu daerah masih tinggi seperti Jakarta, maka mobilitas pergerakan dibatasi 35-50 kilometer.
"Pokoknya yang sifatnya out door, tapi tidak jauh dari lokasi. Kenapa? Tetap patokannya rumah. Kalau DPRD mau titik center kantor DPRD dari situ patokannya, karena tetap ada risiko di jalan dan selama di sana," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD DKI Abdul Aziz mengatakan, alasan memilih Grand Cempaka di Bogor selain sirkulasi udara untuk pencegahan corona, tempat itu juga milik DKI. Sehingga anggaran yang dikeluarkan untuk rapat dengan peserta banyak bisa lebih murah.
"Karena tempat itu milik pemda DKI, dan kawasannya cukup luas. Untuk menampung 1.000 orang, kalau dipilih di DKI biaya sewanya lebih besar," jelasnya.