Ilustrasi COVID-19 - Virus corona

Epidemiolog Unair: Target Herd Immunity Vaksinasi Harus 80% Populasi, Bukan 70%

22 Desember 2020 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Orang Pakai Masker. Foto: AFP/BAY ISMOYO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Orang Pakai Masker. Foto: AFP/BAY ISMOYO
ADVERTISEMENT
Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, meminta masyarakat tetap mematuhi protokol corona meski vaksinasi nanti sudah dilakukan. Sebab, vaksinasi bukan menjadi tolok ukur pandemi corona hilang, apalagi jika tak mencapai herd immunity.
ADVERTISEMENT
Herd immunity merupakan kekebalan kelompok yang dicapai kelompok masyarakat untuk melindungi kelompok lain. Pemerintah menargetkan herd immunity bisa dicapai jika populasi Indonesia sudah menjalani vaksinasi hingga 70 persen.
Namun, Windhu menilai angka tersebut belum cukup. Berdasarkan pengetahuannya di bidang kesehatan, butuh angka yang lebih besar bagi sebuah populasi untuk mencapai kekebalan kelompok.
Ilustrasi COVID-19. Foto: Dado Ruvic/Reuters
"Tidak cukup 70%, saya belajar di FK, ya, belajar tentang imunisasi di FK itu, yang disebut herd immunity itu minimal 80%. Tidak cukup 70%," ujar Windhu dalam diskusi 'Survei Opini Publik Nasional SMRC pada Vaksin dan Vaksinasi COVID-19', Selasa (22/12).
Itu artinya, jika total penduduk saat ini berada di angka 286.583.016, itu berarti sekitar 214.866.413 orang harus divaksin. Padahal, pemerintah saat ini menargetkan sekitar 170 juta orang.
ADVERTISEMENT
Indonesia juga menggunakan vaksin corona dengan dua dosis per orang. Jika ada 214 juta orang menjadi target vaksinasi, pemerintah harus menyediakan dosis dua kali lipatnya ditambah persentase dosis vaksin yang sedikit terbuang di dalam ampule.
"Tak sekadar 170 juta, tapi harus 240 juta, itu harus divaksinasi dan butuh dua kali, kan satu orang harus dua kali vaksin, jadi kebutuhan dosis vaksin adalah 429 lebih juta dosis vaksin, plus 10%, karena nanti ada yang mesti tidak terpakai wastage rate-nya, karena setiap kita vaksin ada yang terbuang di ampule-nya itu 10%, jadi kalau kita impor harus ditambah 10%," ungkap Windhu.
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Seandainya 214 juta orang sudah ditargetkan, vaksinasi tak serta merta selesai dalam hitungan bulan. Jika estimasi maksimum jumlah warga yang divaksinasi dalam sebulan sebesar 16 juta orang, berarti membutuhkan 32 juta dosis vaksin per bulan.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau mau 214 juta orang itu divaksinasi untuk herd immunity, maka kita butuh 13,4 bulan kalau vaksinasi dimulai Februari 2021, setelah ada greenlight dari BPOM, ada EUA, maka paling cepat selesai April 2022, itu kalau enggak ada hambatan," tuturnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten