Eri Unggul, Dominasi 18 Tahun PDIP di Surabaya Berlanjut Meski Dikepung 8 Parpol

9 Desember 2020 19:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon Wali Kota Surabaya nomor urut 01 Eri Cahyadi (kiri) didampingi isterinya Rini Indriyani menunjukkan surat suara saat mencoblos di TPS 25, Ketintang Selatan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (9/12).  Foto: Moch Asim/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Calon Wali Kota Surabaya nomor urut 01 Eri Cahyadi (kiri) didampingi isterinya Rini Indriyani menunjukkan surat suara saat mencoblos di TPS 25, Ketintang Selatan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (9/12). Foto: Moch Asim/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pasangan yang hanya diusung oleh PDIP, Eri Cahyadi-Armudji, akhirnya meraih kemenangan di Pilwalkot Surabaya versi hitung cepat. Eri Cahyadi-Armudji berhasil mengalahkan Machfud Arifin-Mujiamman yang didukung oleh 8 parpol di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil quick count Pilwalkot Surabaya lembaga survei Charta Politika, data masuk 97,33 persen, Eri Cahyadi-Armudji meraih suara 56,40 persen. Sementara itu, lawan mereka, Machfud Arifin-Mujiaman meraih suara 43,60 persen.
Sementara itu, berdasarkan hasil quick count lembaga survei Populi Center dengan data masuk 99,2 persen, Eri Cahyadi-Armudji meraih suara 56,51 persen. Sementara itu, lawan mereka, Machfud Arifin-Mujiaman meraih 43,49 persen.
Kemenangan Eri-Armudji ini bisa dibilang mengejutkan. Sebab, tak sedikit publik yang memprediksi Machfud Arifin yang bakal menang di Pilwalkot Surabaya. Sejak awal perjalanan Eri menjadi cawalkot Surabaya tak semulus Machfud.
Eri Cahyadi-Armudji tanggapi hasil quick count Pilwalkot Surabaya. Foto: PDIP
Eri hanya diusung oleh satu parpol dan yang memenuhi syarat untuk mengusung sendiri calonnya di Surabaya yaitu, PDIP. Sebelum pencalonan, internal PDIP juga sempat terpecah suaranya.
ADVERTISEMENT
Sebab, saat itu ada dua cawalkot yang diunggulkan. Pertama, Walkot Surabaya saat ini yang merupakan tokoh PDIP Surabaya, Whisnu Sakti Buana. Kedua, Eri Cahyadi yang didorong Risma menjadi cawalkot.
Akhirnya Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, memutuskan Eri Cahyadi yang bakal diusung bersama Armudji. Tak sedikit kader PDIP di Surabaya yang kecewa dengan keputusan tersebut.
Di saat yang bersamaan, Machfud Arifin sudah mengantongi dukungan 8 parpol di Surabaya. 8 parpol itu adalah PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai Masdem. PDIP dikepung oleh 8 parpol yang mendukung eks Kapolda Jatim serta Kalsel tersebut.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bersyukur Eri Cahyadi-Armudji berhasil menang di Pilwalkot Surabaya dan melanjutkan dominasi PDIP selama 18 tahun di Kota Pahlawan tersebut. Hasto mengatakan, dikepungnya PDIP juga melecut semangat para kader untuk all out menang di Surabaya.
ADVERTISEMENT
"Bahwa meski di tengah kepungan berbagai kekuatan politik yang besar, politik uang yang masif, dan politik divide et impera yang sistematis, tetapi PDI Perjuangan dengan mandat rakyat Surabaya mampu memenangkan pilkada di Kota Pahlawan itu," kata Hasto, Rabu (9/12).
Surabaya memang istimewa bagi PDIP. Dalam 18 tahun terakhir, seluruh wali kota Surabaya berasal dari PDIP. Dominasi PDIP di Surabaya dimulai pada 2002 ketika kader PDIP Bambang Dwi Hartono menjadi Wali Kota Surabaya. Ia kemudian memimpin hingga Maret 2005. Bambang DH kemudian terpilih lagi untuk periode kedua di tahun 2005 dan menjabat hingga 2010.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di dapur umum pemkot Surabaya, Jumat (29/5). Foto: Dok. Istimewa
Pada 2010, muncullah Tri Rismaharini yang menjadi Wali Kota. Di periode pertama, ia menjadi Wali Kota dan wakil wali kotanya adalah Bambang DH. Risma kembali terpilih di periode kedua pada 2016. Saat itu, ia juga menggandeng sesama kader PDIP, Whisnu Sakti Buana.
ADVERTISEMENT
Terpilihnya Eri Cahyadi dan Armudji di mana keduanya adalah kader PDIP melanjutkan tongkat kepemimpinan ini.
Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto menilai, ada sejumlah faktor yang membuat Eri-Armudji menang meski dikepung 8 parpol.
Pertama, faktor Eri Cahyadi yang rajin turun ke lapangan dan bertemu masyarakat. Menurut Bambang, hal ini berimbas pada elektabilitas Eri yang cepat meroket. Padahal, waktu pertama kali diberi mandat menjadi cawalkot Surabaya, elektabilitas Eri masih di bawah Machfud Arifin.
"Eri ini rajin, sering turun, lalu menguasai isu terutama perkotaan. Jadi cepat mengejar elektabilitasnya," kata pria yang akrab disapa Bambang Pacul ini.
Ketua DPP PDIP Bambang Pacul. Foto: Efira Tamara Thenu
Faktor kedua, meski diterpa isu PDIP pecah, toh partai yang dipimpin Megawati Soekaroputri ini tetap solid mendukung Eri. Pacul menjelaskan, menurut survei internal per 28 November, sebanyak 73 persen kader PDIP mendukung Eri-Armudji.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Whisnu Sakti Buana yang memiliki pengaruh besar di Surabaya juga turun berkampanye untuk kemenangan Eri-Armudji.
Faktor ketiga, DPP PDIP menugaskan seluruh anggota DPR RI, DPRD tingkat I dan DPRD tingkat II untuk terjun berkampanye di Surabaya. Nama-nama yang turun pun kaliber nasional.
Sebut saja Wakil Ketua MPR Achmad Basarah, Djarot Saiful Hidayat, Puti Guntur Soekrnoputri, Said Abdullah. Bahkan Bambang DH pun ikut membantu pemenangan.
"Ini sudah dari awal kampanye," kata Pacul.
Selain itu, Pacul juga menyebut tidak semua kader parpol pendukung Machfud Arifin solid mendukungnya. Buktinya, berdasarkan survei internal PDIP, ada kader PKS yang memilih Eri-Armudji.
Menurut dia, jumlah pemilih PKS di Surabaya 6,8 persen dibandingkan total pemilih. Dari jumlah ini, sebesar 50 persen memilih Eri-Armudji sementara 45 persen memilih Machfud Arifin-Mujiamman.
ADVERTISEMENT