Ethiopia Berlakukan Keadaan Darurat Setelah Tentara Tigray Rebut Beberapa Kota

3 November 2021 2:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Pasukan Khusus Amhara memegang senjatanya di Humera, Ethiopia. Foto: Eduardo Soteras/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Pasukan Khusus Amhara memegang senjatanya di Humera, Ethiopia. Foto: Eduardo Soteras/AFP
ADVERTISEMENT
Ethiopia memberlakukan keadaan darurat enam bulan pada Selasa (2/11) dengan segera. Hal ini dilakukan setelah Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) mengeklaim telah merebut beberapa kota dan mengatakan akan berbaris di Ibu Kota Addis Ababa.
ADVERTISEMENT
"Negara kami menghadapi bahaya besar terhadap keberadaan, kedaulatan, dan persatuannya. Dan kami tidak dapat menghilangkan bahaya ini melalui sistem dan prosedur penegakan hukum yang biasa," kata Menteri Kehakiman Gedion Timothewos dalam konferensi pers pemerintah, dikutip dari Reuters, Rabu (3/11).
Dirinya juga mengatakan bahwa siapa pun yang melanggar keadaan darurat ini akan menghadapi tiga hingga 10 tahun penjara, untuk pelanggaran seperti memberikan dukungan finansial, material atau moral kepada TPLF.
Warga Addis Ababa diminta untuk mendaftarkan senjata mereka lalu bersiap menjaga pertahanan di lingkungan masing-masing. Pencarian dari rumah ke rumah sedang dilakukan dan pembuat onar ditangkap.
Sebelumnya, Perdana Menteri Abiy Ahmed juga telah mendesak warga untuk mengangkat senjata untuk membela diri melawan TPLF.
Seorang anggota Pasukan Khusus Amhara memegang senjatanya di Humera, Ethiopia. Foto: Eduardo Soteras/AFP
"Warga bisa berkumpul di lingkungan mereka dan menjaga lingkungan mereka. Mereka yang memiliki senjata tetapi tidak dapat mengambil bagian dalam menjaga lingkungan mereka disarankan untuk menyerahkan senjata mereka kepada pemerintah atau kerabat dekat atau teman mereka," ujar Timothewos.
ADVERTISEMENT
Kondisi serupa terakhir kali diterapkan di Ethiopia pada Februari 2018 selama enam bulan menjelang transisi kekuasaan ke Abiy. Jam malam diberlakukan dan pergerakan orang dibatasi, sementara ribuan orang ditahan.
Konflik yang terjadi di Ethiopia ini telah menyebabkan 400.000 orang di Tigray kelaparan, ribuan warga sipil tewas, serta memaksa lebih dari 2,5 juta orang di utara meninggalkan rumah mereka.
TPLF telah mendominasi politik Ethiopia selama hampir tiga dekade. Akan tetapi, kelompok tersebut kehilangan banyak pengaruh ketika PM Abiy Ahmed menjabat pada 2018 setelah bertahun-tahun protes anti-pemerintah.