Evaluasi Menag soal Haji: Perbanyak Toilet di Arafah-Mina hingga Baju Petugas

14 Juli 2022 5:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menag Yaqut Cholil Qoumas melihat keberangkatan jemaah haji ke Arafah. Foto: Muhammad Iqbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menag Yaqut Cholil Qoumas melihat keberangkatan jemaah haji ke Arafah. Foto: Muhammad Iqbal/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menilai penyelenggaraan ibadah haji 1443 H/2022 M sudah berjalan maksimal di tengah waktu persiapan yang dilakukan sekitar dua bulan terhitung sejak April hingga Juni.
ADVERTISEMENT
"Dengan dua bulan waktu persiapan, apa yang dilakukan petugas sudah sangat maksimal dalam melayani jemaah haji," kata Yaqut di Makkah, Rabu (13/7).
Dalam waktu persiapan yang sangat pendek itu, lanjut Menag, para petugas mampu menyiapkan sejumlah peningkatan layanan mulai dari katering yang semula hanya dua kali menjadi tiga kali makan, hotel di Madinah di kawasan markaziyah dan juga di Makkah, hotel setara bintang tiga.
Meski demikian, Menag mengaku masih ada ruang untuk melakukan peningkatan layanan. Gus Men, panggilan akrabnya, sudah mencatat sejumlah perbaikan yang perlu dilakukan di masa yang akan datang.
Misalnya, perumusan mitigasi setiap potensi persoalan, terutama di Arafah dan Mina, secara lebih detail dan operasional.
"Tahun ini tidak ada isu listrik di Arafah, tapi ada peristiwa listrik padam di terowongan Mina. Alhamdulillah, tidak ada korban," ujar Menag.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meninjau tenda jemaah di Arafah, Selasa (5/7/2022). Foto: Muhammad Iqbal/kumparan
Perbaikan lainnya pada aspek pembimbing ibadah. Ke depan, pembimbing ibadah harus menguasai ilmu fikih haji secara mumpuni.
ADVERTISEMENT
"Ini akan kita dorong melalui program sertifikasi pembimbing ibadah haji," imbuhnya.
"Kita juga akan memperbanyak pembimbing ibadah haji perempuan, karena mayoritas jemaah Indonesia adalah perempuan," lanjutnya.
Terkait tenda di Mina, Menag menjelaskan bahwa penentuan lokasinya ditetapkan oleh Lajnatul Ulya Lil Hajj. Lembaga ini diketuai oleh Menteri Dalam Negeri Arab Saudi.
Setelah ditetapkan, lalu dibuatkan peta lokasi, baru diserahkan ke Menetri Haji Arab Saudi untuk dibagikan kepada Syarikah selaku pelaksana masing-masing negara.
Ada enam Syarikah, yaitu: Syarikah Asia Tenggara, Syarikah Asia Selatan, Syarikah Afrika, Syarikah Arab, Syarikah Eropa, dan Syarikah Iran. Indonesia tergabung dalam Syarikah Asia Tenggara.
"Masing-masing Syarikah itulah yang mempersiapkan layanan kepada jemaah haji selama di Mina, termasuk juga saat di Arafah," jelas Menag.
ADVERTISEMENT
Menag mengaku, pada 11 Juli 2022 telah menggelar rapat evaluasi dengan delegasi Amirul Hajj, membahas evaluasi penyelenggaraan puncak haji Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Rapat berlangsung di Kantor Daerah Kerja Makkah.
Menurut Gus Men, semua catatan evaluasi ini sudah disampaikan kepada Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al-Rabiah. Biaya masyair yang terlalu tinggi juga telah disampaikan ke Menteri Haji Saudi.
“Kami berdua sepakat untuk meningkatkan kualitas layanan haji yang tahun ini sudah berjalan baik dan akan terus memperbaiki sejumlah kekurangan yang ada,” kata Menag.
Rapat evaluasi ini merumuskan sejumlah catatan perbaikan, antara lain:
1. Pemeriksaan kesehatan jemaah untuk mendeteksi jemaah risiko tinggi sebelum berangkat;
2. Optimalisasi fungsi televisi hotel dan sosial media untuk sosialisasi;
ADVERTISEMENT
3. Pembinaan penyusunan program KBIH;
4. Penyiapan naskah khotbah wukuf di tenda jemaah;
5. Mengefektifkan koordinasi petugas haji Indonesia dengan petugas maktab;
6. Posko haji khusus di hotel terdekat Masjidil Haram dan Nabawi;
7. Desain baju petugas ditambah identitas negara Indonesia berbahasa Arab;
8. Memperbanyak toilet wanita di Arafah dan Mina;
9. Penguatan manasik haji di Tanah Air;
10. Penyiapan kursi roda dan mobil golf untuk evakuasi jemaah sakit di Mina;
11. Peningkatan kualitas Pembimbing Ibadah Haji (TPIHI) dengan penguasaan Fikih haji yang baik
12. Petugas Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH) diisi orang dengan pengetahuan medis dan fisik kuat.