news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Fadli: Pramono Anung Matang Berdemokrasi, Tapi Sebagian di Istana Puber Kuasa

4 Maret 2020 17:12 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli Zon saat menghadiri peluncuran buku di pressroom DPR, Jakarta, Jumat (27/9/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon saat menghadiri peluncuran buku di pressroom DPR, Jakarta, Jumat (27/9/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menanggapi pernyataan Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang mengaku kehilangan sosok Fadli yang kritis kepada pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Fadli menilai, sosok Pramono Anung telah matang berdemokrasi. Hal ini berbeda dengan sebagian orang di Istana yang menurut Fadli belum matang berdemokrasi.
"Orang seperti Pramono Anung matang berdemokrasi, sementara sebagian yang lain di sekitar pemerintahan masih puber kekuasaan bahkan cemas dengan demokrasi," kata Fadli saat dimintai tanggapan melalui pesan singkat kepada kumparan, Rabu (4/3).
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) itu mengibaratkan, demokrasi tanpa oposisi seperti makan nasi tanpa lauk. Fadli berpandangan kritik memang sangat dibutuhkan di alam demokrasi, termasuk di pemerintahan Presiden Jokowi.
"Kritik memang sangat penting bagi demokrasi yang sehat. Sayangnya kita tak siap dengan kultur demokrasi. Demokrasi kita masih prosedural dan periferal. Sehingga seolah-olah demokrasi padahal otokrasi," sebutnya.
Seskab Pramono Anung. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Lebih lanjut, meskipun Gerindra telah bergabung dengan pemerintahan, Fadli mengaku akan tetap mengkritik pemerintah secara kritis.
ADVERTISEMENT
"Iya (akan konsisten mengkritik)," tandas Fadli.
Sebelumnya, pernyataan Pramono Anung itu disampaikan dalam sebuah acara diskusi di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan. Pramono menyebut kondisi politik saat ini tak berdinamika. Sehingga, ia merindukan sosok politisi kritis seperti Fadli Zon dan Fahri Hamzah.
"Tidak ada yang mengawal, tidak ada yang mengontrol, tidak ada yang mengkritisi. Maka saya pribadi kehilangan orang-orang seperti Fahri Hamzah, Fadli Zon untuk mengkritisi pemerintahan ini, karena itu menjadi vitamin," ujarnya, Rabu (4/3).