Fadli Zon Jawab Megawati-Cak Imin soal Orba: Kaset Rusak
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menilai narasi orde baru yang didengungkan di awal amsa kampanye oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) tidak akan berdampak ke pasangan Prabowo-Gibran.
ADVERTISEMENT
"[Pernyataan Megawati dan Imin berdampak ke Prabowo-Gibran] Saya kira tidak akan punya dampak ya, masyarakat kita tidak lagi melihat orba, orla, itu masa lalu," kata Fadli kepada wartawan di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (1/12).
Fadli menilai, setiap zaman selalu memiliki kelebihan dan kekurangan, termasuk di masa orde baru dan orde lama.
Fadli menegaskan, yang terpenting saat ini adalah masyarakat ingin melihat masa sekarang dan masa depan.
"Orang mau melihat sekarang ini masa sekarang, dan juga apa yang akan bisa terjadi besok dan masa yang akan datang. Jadi tidak lagi melihat masa lalu," ujarnya.
Kepala BKSAP DPR RI itu menilai, menggali masa lalu adalah bentuk kampanye yang kuno.
"Ya seperti kaset rusak gitu ya, jadi menurut saya tidak perlu lah, dan kampanye seperti itu adalah kampanye yang usang gitu," pugnkas dia.
Megawati dan Cak Imin Singgung Orde Baru-Neo Orba
ADVERTISEMENT
Orde Baru Ramai didengungkan di awal masa kampanye Pemilu 2024. Adalah Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan cawapres nomor urut 02 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang menyuarakannya.
Megawati mengaku jengkel di penguasa saat ini. Tanpa menyebut siapa, ia bilang, baru berkuasa sudah seperti Orde Baru.
Hal itu disampaikan Megawati dalam pengarahan bersama Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (27/11).
"Mestinya Ibu enggak boleh ngomong gitu, tapi sudah jengkel tahu enggak?" kata Megawati.
"Kenapa? Republik penuh dengan pengorbanan tahu tidak? Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti zaman Orde Baru," lanjut Megawati.
Megawati menyebut seperti tidak dihormati. Namun, ia tidak menyinggung siapa pihak yang tidak menghormatinya.
ADVERTISEMENT
"Kadang-kadang, ya, kadang-kadang apa, ya? Saya manusia juga, dong. Tetapi, ya, bayangkan, kok, saya tidak seperti dihormati, ya? Lho, kenapa? Lho, saya jelek-jelek pernah Presiden, lho, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia, lho," kata dia.
Sementara Cak Imin mengingatkan bahaya akan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang dapat merusak Indonesia. Hal ini yang kemudian dikaitkannya dengan masa sekarang tak boleh lagi seperti Orde Baru.
"Salah satu bahaya nasional adalah tumbuh berkembangnya KKN, kolusi, korupsi, nepotisme," kata Cak Imin di kawasan Bintaro Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (30/11).
"Orde baru itu jatuh karena KKN. Karena nepotisme," tutur dia.