Fadli Zon Minta Jokowi Beri Contoh Beternak Kalajengking

3 Mei 2018 15:34 WIB
Fadli Zon (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo saat berpidato di acara peresmian Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Hotel Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, pada Senin (30/4).
ADVERTISEMENT
Kala itu, Kala itu Jokowi menjelaskan komoditas yang paling mahal di dunia adalah racun kalajengking. Ia menyarankan, jika ingin kaya, sebaiknya beternak kalajengking.
"Saya pikir pernyataan presiden ini sangat menyedihkan ya. Karena pernyataan ini seperti garbage in, garbage out. Kalau masuk sampah, keluar sampah. Menurut saya ini pernyataan yang kurang bertanggung jawab," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/4).
Politikus Gerindra itu lantas mempertanyakan apa tujuan sejumlah kebijakan pemerintah yang seringkali digembar-gemborkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti menggenjot pembangunan infrastruktur hingga divestasi saham Freeport.
Karena itu, Fadli meminta Jokowi memberi contoh terlebih dahulu beternak kalajengking sebelum menyuruh orang lain atau rakyatnya beternak kalajengking.
"Kenapa tidak dari awal aja kemudian suruh orang beternak kalajengking. Kenapa juga Presiden enggak melakukan itu duluan supaya memberi contoh dan teladan beternak kalajengking," ucap dia.
ADVERTISEMENT
"Menurut saya ini harus diusut ya kenapa kok bisa seorang Presiden RI berbicara seperti ini. Ini menurut saya memalukan," imbuhnya.
Jokowi bicara soal racun kalajengking (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi bicara soal racun kalajengking (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
Fadli menyayangkan tim di internal presiden yang tidak mampu memberikan bahan pidato untuk presiden yang benar-benar baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Saya rasa enggak pernah ada Presiden Indonesia yang dalam sejarahnya berbicara seperti ini. Ini benar-benar saya enggak ngerti kenapa kok bisa ya, timnya, dari sekretariat itu kan ada banyak sekali. Ada Setneg, ada Setkab, ada KSP segala jadi apa yang diurusin? Masak seorang presiden bisa bicara seperti itu," pungkasnya.