Fadli Zon soal Penanganan Corona Diklaim Jokowi Baik: Harusnya Pilkada Ditunda

6 Oktober 2020 13:02 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli Zon saat menghadiri peluncuran buku di pressroom DPR, Jakarta, Jumat (27/9/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon saat menghadiri peluncuran buku di pressroom DPR, Jakarta, Jumat (27/9/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi menyebut penanganan pandemi virus corona di Indonesia tidak buruk, bahkan lebih baik jika dibandingkan negara lainnya. Pernyataan Jokowi ini menuai pro dan kontra.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengakui ada kemajuan penanganan corona di Indonesia, khususnya dalam testing, tracing, dan treatment.
"Menurut saya ada kemajuan terutama testing, tracing dan treatment," kata Fadli kepada kumparan, Selasa (6/10).
Presiden Jokowi jelaskan anggaran corona di Indonesia. Foto: Youtube/@Sekretariat Presiden
Namun, kata Fadli, tracing hingga testing masih jauh dari harapan. Pun dengan ketersediaan rumah sakit yang terbatas.
"Tapi masih jauh di yang diharapkan. Testing masih di bawah standar, tracing semakin sulit karena OTG atau kurang kesadaran untuk containment, treatment sejauh ini ada ketersediaan rumah sakit walau terbatas," jelasnya.
Menurutnya, pemerintah harus membuat kebijakan yang tegas jika ingin penanganan yang maksimal, salah satunya dengan menunda pelaksanaan Pilkada Serentak 2020. Namun faktanya, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah bertentangan dengan harapan masyarakat. Apalagi dengan tetap melanjutkan tahapan Pilkada Serentak 2020.
ADVERTISEMENT
"Policy pemerintah juga kadang tak konsisten antara prioritaskan kesehatan dengan ekonomi atau politik. Harusnya pilkada bisa ditinjau ulang untuk ditunda beberapa waktu," pungkasnya.
Sebelumnya, Jokowi menyebut penanganan virus corona di Indonesia selama 7 bulan belakangan tidak buruk. Jokowi mengklaim hal itu dilihat dari jumlah kasus dan kematian di Indonesia yang jauh lebih baik dari negara yang jumlah penduduknya besar.
"Sebaiknya dibandingkan seperti itu. Kalau Indonesia dibandingkan dengan negara-negara kecil yang penduduknya sedikit, tentu perbandingan seperti itu tidak bisa menggambarkan yang sebenarnya," kata Jokowi.