Fadli Zon Tantang Debat Gus Yaqut: Apa Maksudnya Populisme Islam?

28 Desember 2020 13:12 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli Zon saat menghadiri peluncuran buku di pressroom DPR, Jakarta, Jumat (27/9/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon saat menghadiri peluncuran buku di pressroom DPR, Jakarta, Jumat (27/9/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menantang Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berdebat soal populisme Islam, yang disampaikan Gus Yaqut dalam diskusi di Polda Metro pada Minggu (28/12).
ADVERTISEMENT
Kepada kumparan, Fadli menjelaskan bahwa debat tersebut bisa menjadi wadah untuk mengetahui pemahaman Ketua DPP PKB itu tentang populisme Islam yang didefinisikan Gus Yaqut sebagai memerangi orang yang beda keyakinan.
"Jadi soal populisme apa yang dia maksud, kan harus dielaborasi apa yang dimaksud populisme Islam yang dia tak bisa biarkan dan akan diadang. Apa maksudnya?" tanya Fadli Zon, Senin (28/12).
Fadli belum mau menjelaskan maksud populisme Islam yang dia pahami. Dia ingin lebih dulu mengetahui pemahaman Ketua GP Ansor tersebut.
"Ya justru saya mau denger dulu pendapatnya dia. Dan itu yang jadi materi diperdebatkan. Ayo kita perdebatkan. Saya kan anggota DPR. Dia ngomong begitu apa maksudnya? Ini kan rakyat Indonesia mayoritas Islam. Harus dengar dulu dari Menag langsung. Kalau perlu diadu langsung," tambahnya.
Yaqut Cholil Qoumas dan Fadli Zon. Foto: ANTARA FOTO dan Youtube
Fadli Zon merasa bukan urusan Menag melawan populisme Islam. Karena itu dia meminta penjelasan lebih lengkap dari Gus Yaqut.
ADVERTISEMENT
"Dia kan Menteri Agama. Apakah itu tugasnya? Ya kalau mau berdebat tentang substansinya boleh juga supaya publik jelas apa yang dia maksud," jelasnya.
Ajakan berdebat ini serius. Fadli menyebut tak ada persyaratan khusus debat melalui media massa atau format lain. "Enggak tahu, di TV atau di mana," tuturnya.
Sebelumnya, Gus Yaqut, menyebut ada kelompok yang berusaha menjadikan agama sebagai norma konflik dengan menentang kelompok lain yang berbeda keyakinan.
"Kita sekarang merasakan tahun-tahun belakangan ini bagaimana agama itu sudah atau ada yang berusaha menggiring agama jadi norma konflik. Dalam bahas paling ekstrem, siapa pun yang beda dengan keyakinannya, maka dianggap lawan, dia dianggap musuh. Karena namanya musuh harus dilawan, harus diperangi. Itu norma yang sempat berkembang," ucap Gus Yaqut dalam webinar Silaturahmi Nasional Lintas Agama yang digelar Polda Metro Jaya, Minggu (27/12).
ADVERTISEMENT
"Kalau istilah kerennya populisme Islam. Saya tidak ingin, kita semua, tidak ingin populisme Islam berkembang luas hingga kita kewalahan menghadapinya." tambahnya.

Latar Belakang Fadli Zon

Urusan berdebat, Fadli Zon, tercatat pernah mengikuti debat skala ASEAN saat berkuliah di Universitas Indonesia (UI). Mahasiswa berprestasi III tingkat nasional itu pernah memimpin delegasi mahasiswa Indonesia dalam ASEAN Varsities Debate IV (1994) di Malaysia.
Fadli melanjutkan pendidikan di London School of Economics and Political Science (LSE) tahun 2002 dan meraih gelar Master of Science (M.Sc). Kemudian gelar doktornya diraih dari UI di Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB).
***
Saksikan video menarik di bawah ini.