Fahri ke Nadiem: Wajibkan TV Siarkan Acara Pendidikan daripada Belikan Pulsa

10 September 2020 19:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah melontarkan kritik kepada Mendikbud Nadiem Makarim soal pendidikan jarak jauh di masa pandemi COVID-19. Menurut Fahri, daripada Nadiem sibuk membelikan gawai dan pulsa bagi siswa kurang mampu, lebih baik ia mewajibkan semua stasiun TV menyiarkan acara pendidikan.
ADVERTISEMENT
"Pak Nadiem Makarim yang terhormat, daripada sampeyan sibuk beli gadget dan pulsa, mendingan wajibkan semua TV untuk menyiarkan acara pendidikan sampai 50 persen," kata Fahri Hamzah dalam akun Instagramnya, Kamis (10/9).
"Layar TV sudah ada di rumah penduduk, tapi siarannya, alamak! Ayolah cerdas sedikit kenapa, bikin kebijakannya," imbuhnya.
Menurut Fahri, Indonesia sudah memiliki banyak jaringan TV lokal. Selain itu, materi pendidikan yang akan dibawakan juga bisa diambil dari Youtube dan Google.
"Daring kan juga bisa pakai studio TV lokal. Adalah caranya. Masak sih kita kehabisan akal. Maksud saya, ini krisis sih krisis tapi TV-TV enggak kelihatan ada krisis kok. Ajarin rakyat dong ini revolusi mental kan," tegas Fahri.
Ia menilai, di tengah pandemi, stasiun TV malah masih banyak menyiarkan hal-hal yang dianggap tidak perlu. Hal itu membuat stasiun TV kini mulai merugi dan masyarakat juga tidak mendapatkan revolusi pendidikan.
ADVERTISEMENT
"Saya tuh nonton TV negara-negara maju. Memang isinya pendidikan semua. Tapi TV kita isinya kalau enggak sadis, ya lucu, atau joget, atau sedih. Pagi diajak nangis, malam diajak ketawa. Ampun deh pendidikan bangsa ku! Ini kan ada corona!" ungkapnya.
Padahal, kata Fahri, izin frekuensi yang diberikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga, ia menilai, seharusnya di tengah pandemi dan krisis, TV bisa menjadi bagian dari revolusi mental.
"Masalahnya adalah pikiran dan ide. Kekuasaan dan uang yang besar di Kemendikbud, Kominfo, dll tak akan ada gunanya jika kita tak memahami abjad pemanfaatan fasilitas tersebut untuk membangun kesadaran yang revolusioner. Untuk melawan COVID-19 dan masa depannya," ucap Fahri.
"Pastikan idenya dimengerti ya, Mas Menteri, jangan sibuk mikirin pulsa," tutupnya.
ADVERTISEMENT
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona