Fahri soal Amarah Jokowi ke Menteri: Presiden Tak Boleh Mengeluh atau Putus Asa

29 Juni 2020 14:48 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fahri Hamzah saat peluncuran buku di Pressroom DPR, Jakarta, Jumat (27/9/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fahri Hamzah saat peluncuran buku di Pressroom DPR, Jakarta, Jumat (27/9/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah ikut angkat bicara soal kemarahan Presiden Jokowi di depan para menteri saat membuka ratas pada 18 Juni lalu. Salah satu yang disoroti oleh Fahri adalah kalimat Jokowi yang meminta para menteri dan kepala lembaga bekerja keras dalam situasi pandemi ini.
ADVERTISEMENT
"Kalimat terakhir yang saya ingin soroti juga. 'Saya memohon, saya meminta,' kata Presiden. Saya sudah pernah mengatakan ini berkali kali, tidak boleh presiden itu dalam situasi seperti ini kelihatan emosi atau marah atau kecewa atau kelihatan putus asa," kata Fahri saat dihubungi, Senin (29/6)
Dia menjelaskan, dalam sistem pemerintahan di Indonesia, seluruh rakyat telah memberikan kepercayaan kepada Jokowi selaku presiden. Oleh karena itu, kata Fahri, seorang presiden seharusnya menjadi sosok paling kuat karena mewakili seluruh rakyatnya.
"Apa pun dia bisa lakukan. Dia kontrol militer, dia kontrol birokrasi sipil dia punya polisi dia bahkan punya kejaksaan dia ngontrol uang APBN ribuan triliun, banyak sekali perizinan resources di dalam bahkan di luar negara, dia punya kedutaan di ratusan negara. Dia punya lembaga-lembaga kuat yang bisa dia kontrol melalui badan kementerian dan sebagainya," papar Fahri.
ADVERTISEMENT
"Jadi, saking kuatnya presiden, maka dia tidak boleh mengeluh," sambung Waketum Partai Gelora itu.
Fahri juga mengomentari penggalan kemarahan Jokowi yang menyebut tidak ada kemajuan dalam kinerja jajarannya. Jokowi juga menyinggung ada pejabat yang tidak memiliki kepekaan di tengah situasi krisis.
"Ini kan dia belum ada setahun, kita taruh empatilah, sebab saya kasihan juga melihat frustasi seperti itu. Sampai mengeluarkan kata-kata mari kita satukan perasaan, sampai mengeluarkan kata kata pejabat yang tidak punya perasaan. Sampai mengeluarkan kata-kata tidak ada progres," sebut Waketum Partai Gelora ini.
Meski demikian, Fahri melihat, pasca-kemarahan Jokowi itu, memang masih belum ada inovasi yang menonjol dari para pejabat. Padahal, amarah Jokowi itu sudah diluapkan 10 hari lalu.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak tahu ya, apa yang dilakukan pejabat, tapi sebelas hari sekarang ya, belum ada yang kelihatan grabak grubuk gitu. Orang kan kalau habis dimarahin, diomelin atau ditekan kan kelihatan goncang begitu lalu dibuatlah begitu banyak inovasi tidak kelihatan sudah 11 hari," kata Fahri.
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
----------------------------------
Saksikan video menarik di bawah ini.