Faisal Basri di MK: Bansos El Nino Kebutuhan untuk Meningkatkan Suara!

1 April 2024 12:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indonesia bisa mengalami musim kemarau yang berkepanjangan dan musim hujan yang sangat ekstrem karena fenomena alam bernama El Nino. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Indonesia bisa mengalami musim kemarau yang berkepanjangan dan musim hujan yang sangat ekstrem karena fenomena alam bernama El Nino. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ekonom Senior, Faisal Basri, menyinggung soal Bansos El Nino dalam Sidang perkara Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) atau sidang sengketa Presiden dan Wakil Presiden di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin (1/4).
ADVERTISEMENT
Faisal, yang menjadi ahli yang dihadirkan Tim Hukum Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, menyebut bahwa perpanjangan Bansos El Nino itu adalah permintaan dari Menko Perekonomian yang juga Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto.
"Diperpanjanglah El Nino ini atas permintaan Menko Perekonomian Airlangga, kenapa Airlangga Hartarto minta diperpanjang? [katanya] 'Setelah saya mendapat masukan lewat dialog', entah dialognya satu orang, dua orang, saya ndak tahu. Penerima [bansos] El Nino [ditanya] mau enggak kalau diteruskan dana El Nino? Ya hampir bisa dipastikan semua orang ditanya yang udah nerima ya akan terus," kata Faisal di MK.
Menurutnya, sangat vulgar pernyataan yang dilontarkan oleh Airlangga untuk menjustifikasi agar betul-betul orang yang terakhir menerima dana El Nino itu memilih paslon 02.
ADVERTISEMENT
"Jadi ini politik seperti ini membahayakan masa depan Indonesia karena tahun pertama sampai tahun keempat udah entertainment aja sama oligarki, oligarki tidak menyelesaikan kemiskinan, nanti diselesaikan untuk pemilihan umum yang akan datang, mengerikan yang mulia, mengerikan, bagi Pilkada maupun bagi demokrasi masa depan kita," ucapnya.
Ekonom Faisal Basri dalam program Diptalk kumparan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Lebih jauh, Faisal juga membandingkan cuaca ekstrem El Nino tahun 2021 dengan cuaca ekstrem 2023. Menurutnya, tahun 2021 lebih parah dibandingkan dengan 2023.
Faisal Basri mengkaitkan dengan produksi beras pada tahun 2023 disebut turun 600 ribu ton dibanding tahun sebelumnya. Namun, impor beras melonjak hingga hampir 3 juta ton.
"Nah, kita lihat El Nino sudah mereda kemudian juga kalau kita lihat jumlah kekeringan jumlah banjir dan cuaca ekstrem, lebih parah tahun 2021 daripada 2023, Kenapa 2021 enggak ada El Nino? Jadi nyata bahwa El Nino ini kebutuhan untuk meningkatkan suara, only that," pungkasnya.
ADVERTISEMENT